
Cara Joe Biden Jadikan AS Raja Kendaraan Listrik Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tampaknya ingin konsumen beralih ke kendaraan listrik. Proposal tersebut berasal dari Departemen Transportasi AS yang menyiapkan dana sebesar US$174 miliar untuk mendorong kendaraan listrik.
Media Politico yang pertama kali mengungkap informasi ini dengan mengutip email yang disampaikan Departemen Transportasi AS kepada staf kongres dan telah dilihat Reuters, seperti dikutip Kamis (8/4/2021).
Dalam proposal tersebut sebesar US$100 miliar akan disediakan sebagai insentif potongan pajak (rebates). Sebesar US$15 miliar untuk membangun 500.000 stasiun pengisian daya listrik.
Potongan pajak terbaru ini bagian dari proposal infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja senilai US$2,3 triliun. Ini akan menjadi dorongan yang besar bagi pembuat mobil AS, terutama General Motors dan Tesla Inc, yang telah kehilangan insentif penjualan mobil berupa potongan pajak senilai US$7.500 setelah menjual lebih dari 200.000 kendaraan tanpa emisi.
Rencana tersebut juga meminta US$20 miliar untuk bus sekolah listrik, sebesar US$25 miliar untuk kendaraan transit tanpa emisi, dan US$14 miliar untuk insentif pajak tersebut.
Sebelumnya Joe Biden telah menandatangani perintah eksekutif bertajuk "Made in America" yang akan mengganti mengganti semua kendaraan dinas dengan mobil listrik.
Ia menyebut ini akan menciptakan "miliar pekerjaan bidang otomotif. Namun ia tak menentukan target kapan rencana ini akan terealisasi sepenuhnya.
"Pemerintah federal memiliki armada kendaraan yang sangat besar, yang akan kami ganti dengan kendaraan listrik, dibuat di sini di Amerika, oleh pekerja Amerika," ujar Joe Biden seperti dikutip dari ABC News.
Berdasarkan laporan General Services Administration, pada 2019 ada 645 ribu kendaraan dinas milik pemerintah federal, di mana 225 ribu dimiliki oleh Postal Service (perusahaan Pos AS) dan sebanyak 170.000 kendaraan dinas milik militer. Dari jumlah tersebut hanya 4.475 kendaraan listrik.
(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengakuan Grab: Operasikan 5.000 Kendaraan Listrik di RI