Simak, Ini Kabar Terbaru Vaksinasi AstraZeneca di Inggris

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 April 2021 10:29
(AP Photo/Kirsty Wigglesworth/FILE)
Foto: (AP Photo/Kirsty Wigglesworth/FILE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Penasihat Vaksin Inggris menyebutkan negara itu harus memberikan alternatif vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) buatan AstraZeneca-Universitas Oxford pada masyarakat di bawah 30 tahun. Hal ini karena efek samping pembekuan darah di otak semakin jarang.

Menurut otoritas setempat, vaksin memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya, dikutip Reuters, Kamis (8/4/2021).

Sementara itu, Ketua Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi atau JCVI, Wei Shen Lim mengatakan berdasarkan data dan bukti, vaksin lebih diterima oleh warga di bawah 30 tahun tanpa ada kondisi apapun.

"Kami menyarankan preferensi satu vaksin dibandingkan vaksin lainnya untuk satu kelompok tertentu, dengan sangat hati-hati karena kita punya kekhawatiran keamanan yang serius," kata dia.

Wei Shen Lim juga menegaskan orang yang sudah mendapatkan suntikan pertama AstraZeneca harus melanjutkannya dengan suntikan kedua.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif regulator obat MHRA Inggris, June Raine mengatakan lebih dari 20 juta dosis vaksin AstraZeneca telah diberikan per 31 Maret 2021 lalu. Menurut laporan 79 kasus dilaporkan adanya efek samping dan 19 kematian setelah mendapatkan suntikan pertama.

"Ini memang jarang, tetapi sangat serius, merugikan. Anda tidak bisa menerima hal semacam ini hingga menggunakan jutaan dosis dari vaksin," kata Wakil Kepala Petugas Medis, Jonathan Van-Tam.

Dia juga menyebutkan langkah yang diambil tidak akan berdampak apapun pada kecepatan vaksinasi di Inggris.

Program vaksinasi Inggris menggunakan sejumlah vaksin. Selain AstraZeneca, Negeri Big Ben juga menggunakan vaksin bikinan Moderna-BioNTech dan Pfizer.

"Seperti yang sudah dikatakan regulator, vaksin ini aman, efektif dan telah menyelamatkan hidup ribuan orang, dan sebagian besar orang terus menggunakannya saat ditawarkan," tegas Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular