Wah! Serangan Siber Disebut Bisa Picu Krisis Keuangan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
30 March 2021 13:05
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis keuangan serius bisa disebabkan oleh serangan siber. Kepala Bank Sentral Eropa atau ECB, Christine Lagarde memperingatkan risiko itu.

Mengutip laporan Dewan Resiko Sistemik Eropa atau ESRB, dia mengatakan perkiraan uang yang harus dikeluarkan jika terjadi serangan siber diantara US$45 miliar hingga US$654 miliar atau Rp 651,7 triliun hingga Rp 9.472 triliun.

"Sebagai operator dari infrastruktur kritis, ECB menanggapi ancaman ini sangat serius," ungkapnya Christine Lagarde dikutip dari The Independent, Selasa (30/3/2021).

Dia menambahkan pemadaman operasional akan menghancurkan atau mengenkripsi akun saldo lembaga keuangan. Dengan begitu dapat menimbulkan krisis likuiditas, dan menurut Christine dari sana bisa menjadi krisis sistemik.

ECB telah paham tugasnya dan Christine mengatakan pihaknya siap melakukan tindakan pre-emptiveĀ (pencegahan). Laporan ESRB oleh Komisi Eropa menyebutkan akan mencari cara bagaimana insiden siber dapat terjadi, dari pemadaman menuju ke krisis likuiditas.

ECB dan ESRB enggan menanggapi lebih lanjut soal peringatan Christine tersebut.

Serangan siber sebagai ancaman di dunia keuangan sudah sempat jadi pembicaraan beberapa tahun lalu. Yakni saat G7 mengumumkan pelatihan manajemen krisis lintas batas mengenai insiden siber yang berdampak pada sistem keuangan.

Pelatihan dilakukan pada Juni 2019 lalu. Kegiatan tersebut juga disebut sebagai yang pertama diselenggarakan oleh berbagai kementerian dan lembaga di bidang keuangan yakni Kementerian Keuangan, bank sentral, regulator dan otoritas pasar keuangan.

Saat itu dikatakan risiko pada dunia siber telah meningkat dan menimbulkan ancaman serta terus berkembang untuk kestabilan dan integritas sektor keuangan.

Tidak diketahui hasil latihan tersebut. Namun G7 telah meminta Cyber Expert Groups untuk menilai regulasi keuangan. Selain itu juga meminta mencari apakah ada dampak dapat diukur lebih baik.


(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspadalah! RI Hadapi 42 Ancaman Siber per Detik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular