Studi Ini Ungkap Saktinya Vaksin Pfizer & Moderna Lawan Covid

Roy Franedya, CNBC Indonesia
30 March 2021 07:00
A staff member with the Southeast Louisiana Veterans Health Care System receives a shot with the first batch of Pfizer Inc.'s coronavirus vaccine in New Orleans, Monday, Dec. 14, 2020. (Max Becherer/The Advocate via AP)
Foto: AP/Max Becherer

Jakarta, CNBC Indonesia - Studi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menunjukkan vaksin Covid-19 Pfizer-Biontech dan Moderna mengurangi risiko infeksi hingga 80% setelah dua minggu setelah suntikan pertama. Risiko infeksi Covid-19 turun 90% dalam dua minggu setelah suntikan kedua.

Hasil ini memvalidasi penelitian sebelumnya yang mengindikasikan vaksin mulai bekerja segera setelah dosis pertama, dan memastikan bahwa mereka juga mencegah infeksi tanpa gejala.

Temuan dari penggunaan dunia nyata dari vaksin messenger RNA (mRNA) ini juga mengkonfirmasi kemanjuran yang ditunjukkan dalam uji klinis besar yang dilakukan sebelum mereka menerima otorisasi penggunaan darurat dari Food and Drug Administration AS.

CDC mengevaluasi kemampuan vaksin untuk melindungi dari infeksi, termasuk infeksi yang tidak menimbulkan gejala. Uji klinis sebelumnya oleh perusahaan mengevaluasi kemanjuran vaksin mereka dalam mencegah penyakit dari COVID-19, tetapi studi tersebut melewatkan infeksi tanpa gejala.

Studi tersebut mengamati keefektifan vaksin mRNA di antara 3.950 peserta di enam negara bagian selama periode 13 minggu dari 14 Desember 2020 hingga 13 Maret 2021. Sekitar 74% memiliki setidaknya satu suntikan, dan tes dilakukan setiap minggu pada mereka yang terinfeksi bergejala maupun tanpa gejala.

"Vaksin mRNA Covid-19 resmi memberikan perlindungan dunia nyata awal dan substansial terhadap infeksi bagi personel perawatan kesehatan negara kita, garda terdepan, dan pekerja penting garis depan lainnya," kata Direktur CDC Rochelle Walensky, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (30/3/2021).

Teknologi mRNA baru adalah bentuk sintetis dari pembawa pesan kimiawi alami yang digunakan untuk menginstruksikan sel membuat protein yang merupakan duplikasi dari bagian virus corona baru. Teknologi ini mengajarkan sistem kekebalan untuk mengenali dan menyerang virus yang sebenarnya.

CDC mengatakan hasil penelitian yang dirilis Senin (29/3/2021) memberikan kepastian bahwa orang mulai mengembangkan perlindungan dari vaksin dua minggu setelah dosis pertama mereka, meskipun badan tersebut menegaskan kembali bahwa perlindungan terbesar terlihat di antara mereka yang telah menerima kedua dosis vaksin yang direkomendasikan.

Sebelumnya dalam uji klinis tahap akhir di AS, Vaksin Pfizer dan Moderna efektif 94% lebih untuk memerangi infeksi Covid-19 dalam tubuh. Kedua vaksin ini juga mampu mencegah penyakit parah akibat virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan (China) ini.


(roy/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular