Pak Luhut, Ini Kendala Tarik Kabel Optik Bawah Laut ke RI

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
23 March 2021 15:32
Ilustrasi kabel bawah laut (Ist/One India.com)
Foto: Ilustrasi kabel bawah laut (Ist/One India.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia ingin bisa lepas dari Singapura dan dapat menarik kabel optik bawah laut dari AS langsung ke dalam negeri. Namun ternyata banyak Tantangannya salah satunya adalah dana yang besar.

"Dana besar, saya enggak tahu (besarannya) enggak bisa ngitung. Hitungannya mesti matang takut salah sebut. Tapi saya rasa miliaran dolar sudah pasti lah yah," kata Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), Muhammad Arif kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/3/2021).

Dia menambahkan dengan dana yang besar perlu ada campur tangan pemerintah, sebab tak mungkin dilakukan oleh swasta. Menurutnya pemerintah harus intervensi, misalnya memberikan kemudahan atau mencari investor yang mau.

Selain itu dari regulasi, Arif meminta untuk membuatnya lebih sederhana. Dia menyebutkan regulasi saat ini membingungkan provider atau investor internasional.

"Kadang-kadang regulasi berlapis-lapis membingungkan provider atau investor internasional. Jadi kalau pak Luhut bilang begitu kan satu kata bagus. Tolong regulasi ini make it simple," jelasnya.

Kabel Laut (SubmarineCableMap)Foto: Peta Kabel Laut (SubmarineCableMap)

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza menyebutkan Indonesia terbuka lebar untuk mandiri menjadi hub internet. Kembali lagi dia menyebutkan soal regulasi terkait.

"Tinggal kembali pemerintah regulasi mengenai kabel laut, ada penataan kembali. Ada sebuah operator yang naik kabel dari beberapa negara masuk ke Indonesia," kata dia.

Selain itu juga harus menyiapkan sejumlah landing point (lokasi kabel optik bawah laut terpasang). Menurutnya jangan hanya di Jakarta namun juga tersebar di sejumlah wilayah lain.

Mengadakan beberapa titik landing point sebab Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan memecah landing point, dia mengatakan akan menjadikan akses lebih cepat dan latensi semakin baik.

"Kita kan [negara] kepulauan jadi jangan sampai aksesnya terlalu muter-muter juga semua harus ke Jakarta baru keluar lagi. Kalau dipecah beberapa landing point otomatis akses keluar semakin cepat dan latensi semakin bagus," jelas Jamalul.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Mau Kabel Optik Bawah Laut Langsung ke RI, Manfaatnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular