Tonga Terancam Kiamat Internet, Elon Musk Turun Tangan?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 January 2022 17:15
A general view shows damaged buildings following volcanic eruption and tsunami, in Tongatapu, Tonga in this picture obtained from social media on January 21, 2022. Courtesy of Marian Kupu/Broadcom Broadcasting FM87.5/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT.
Foto: via REUTERS/MARIAN KUPU/BROADCOM BROADCASTIN

Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk diminta membantu memulihkan konektivitas di Tonga pasca gunung api meletus dan tsunami pekan lalu. Ini merupakan permintaan dari seorang anggota parlemen Selandia Baru, Dr Shane Reti.

Dalam akun Twitternya, Reti membagikan surat terbuka pada Elon Musk. Dia menanyakan apakah memungkinkan menggunakan layanan internet Starlink berbasis satelit SpaceX.

Dengan cara itu diharapkan negara kepulauan di Pasifik tersebut bisa kembali terhubung online. Daripada harus menunggu perbaikan selama satu bulan, dikutip dari Digital Trends, Jumat (21/1/2022).

"Saya rasa Elon Musk hanya bisa menjawab tidak dan jika kamu tidak bertanya, Anda tidak tahu," ungkapnya.

Digital Trends menyatakan Elon Musk belum menjawab permintaan Reti tersebut.

Tonga mengalami letusan gunung api terjadi pada akhir pekan lalu. Efek bencana tersebut menyebabkan korban meninggal dan cedera akibat banjir dan abu.

Selain itu juga memutuskan satu-satunya kabel bawah laut menghubungkan negara itu ke internet. Tonga diketahui mengandalkan kabel serat optik tunggal untuk komunikasi global.

Laporan Times menyebut kerusakan terjadi pada 23 mil dari ibu kota Tonga. Ini kemungkinan diperkirakan karena tanah longsor atau pergeseran dasar laut tiba-tiba.

Dalam hari-hari pertama setelah bencana itu, semua jalur komunikasi terputus. Jadi hampir tak mungkin bagi lembaga bantuan internasional untuk menilai kerusakan walau dalam beberapa hari kemudian akses telepon sudah kembali normal.

Kabel tersebut membentang 500 mil melintas dari Pasifik ke Fiji. Ini memiliki konektivitas berkecepatan tinggi ke Tonga saat mulai beroperasi pada tahun 2013 lalu.

Untuk memperbaiki hal itu, akan ada kapal yang dikirimkan dari Papua Nugini. Sayangnya kapal itu diperkirakan baru sampai di Tonga pada awal Februari mendatang.

Perbaikan kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu untuk diselesaikan. Sebab harus menemukan bagian kabel yang rusak mengangkutnya dari dasar laut ke kapal serta membangun di bagian pengganti, Times menggambarkan aktivitas itu sangat rumit.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Facebook Bangun Kabel Internet Bawah Laut ke Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular