Elon Musk: Vaksin Covid Kedua Banyak Efek Negatif, Faktanya?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
15 March 2021 17:27
FILE PHOTO: Tesla Motors CEO Elon Musk talks at the Automotive World News Congress at the Renaissance Center in Detroit, Michigan, U.S., January 13, 2015. REUTERS/Rebecca Cook/File Photo
Foto: CEO Tesla Elon Musk (REUTERS/Rebecca Cook)

Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk kembali membuat klaim tak berdasar di akun Twitter pribadinya. Pada Jumat (12/3/2021), ia menulis tentang suntikan vaksin Covid-19 kedua yang lebih berbahaya daripada yang pertama. Penyataan ini pun memancing perdebatan.

Tweet Bos Tesla ini menanggapi pernyataan penulis Ashlee Vance di Twitter yang mengatakan orang tuanya yang sudah lanjut usia menolak untuk mendapatkan vaksin Covid-19 karena "hal-hal yang mereka lihat di Facebook".

"Pastinya bijaksana bagi orang tua atau yang mengalami gangguan imun untuk mengambil vaksin. Beberapa perdebatan tentang suntikan kedua. Cukup banyak reaksi negatif terhadap itu," tulis Elon Musk kepada 48 juta followersnya.

Pernyataan Elon Musk ini bertentangan dengan penelitian Centers for Desease Control and Prevention (CDC) yang menyebutkan reaksi alergi terhadap suntikan pertama dan kedua vaksin Pfizer dan Moderna sangat jarang terjadi di AS, hanya 4,5 kasus per satu juta dosis atau setara 0,00045%.

Studi vaksin virus Covid-19 Pfizer tidak menunjukkan masalah keamanan yang besar. Sebagian besar efek samping dari vaksin Pfizer, yang meliputi sakit kepala, demam, dan kelelahan, terjadi setelah peserta mendapat dosis kedua, menurut data penelitian oleh FDA.

Tapi jumlahnya masih sedikit. Penelitian FDA menunjukkan 31 persen orang berusia antara 18-55 tahun yang menerima dosis kedua vaksin Pfizer melaporkan demam. Vaksin Moderna, cuma 17 persen pada kelompok usia yang sama yang mengalami demam setelah dosis kedua.

Efek samping rata-rata berlangsung dalam satu atau dua hari. Efek samping lebih umum terjadi pada peserta yang lebih muda.

Tweet Elon Musk muncul setelah The Washington Post melaporkan pada Jumat lebih dari 400 orang dari sekitar 10.000 pekerja di pabrik Tesla California dinyatakan positif Covid-19 dari Mei hingga Desember 2020. Pada saat itu, Elon Musk memilih untuk membuka kembali pabrik meskipun dilarang pemerintah setempat.

Dalam beberapa kesempatan Elon Musk telah meremehkan risiko virus Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 500.000 warga AS. Elon Musk pun sempat mengumumkan dirikan terpapar Covid-19.


(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misteri Tes Covid Elon Musk: 2 Kali Negatif, 2 Kali Positif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular