Apa Itu Clubhouse, Aplikasi Audio-Chat yang Dipakai Elon Musk

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 February 2021 19:28
The icon for the social media app Clubhouse is seen on a smartphone screen in Beijing, Tuesday, Feb. 9, 2021. Chinese authorities are blocking access to Clubhouse, a social media app that allowed users in China to discuss sensitive topics with people abroad including Taiwan and treatment of the country’s Muslim minority. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP/Mark Schiefelbein

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Clubhouse tiba-tiba jadi bahan pembicaraan secara global termasuk Indonesia. Salah satunya berkat Elon Musk yang akhirnya membuat pengguna internet melirik aplikasi tersebut.

Saat ini Clubhouse hanya bisa diunduh bagi pengguna perangkat iPhone iOS saja. Aplikasi ini juga menawarkan sifat eksklusifitas bagi penggunanya.

Selain itu bagi yang tertarik, hanya bisa masuk dengan undangan dari pengguna Clubhouse lain. Ini jelas berbeda dengan platform lain, yang hanya tinggal unduh lalu membuat akun.

Layaknya seperti podcast, pengguna bisa mendengarkan percakapan, interview, dan diskusi dari pengguna lain. Akan ada pembicara dan pendengar dalam room tersebut.

Namun menariknya, semua pengguna bisa bergantian menjadi speaker dalam diskusi tersebut. Selain itu perbincangan tersebut bersifat live dan tidak bisa diulang seperti podcast.

Untuk mencari obrolan yang diinginkan, bisa mencarinya per tema yang ada di bagian Explore. Beberapa tema diantaranya adalah mengenai dunia hiburan, teknologi, olahraga, hingga seni.

Sebenarnya Clubhouse sudah ada sejak Maret 2020 lalu. Namun aplikasi dari Silicon Valley tersebut hanya memiliki 1500 pengguna selama dua bulan setelah peluncuran, dikutip The Guardian, Senin (15/2/2021).

Mimpi buruk itu akhirnya berubah, sejak Elon Musk ikut serta dalam Clubhouse. Layaknya merubah nilai bitcoin, 'tangan' pemilik Tesla kembali membuat satu hal menjadi bahan obrolan hingga membuat berkah tersendiri.

Minggu lalu, Elon Musk baru saja menyelenggarakan audio-chat dengan CEO Robinhod, Vlad Tenev. Saking membludaknya, room percakapan sampai tidak bisa menampung para pendengar hingga dialirkan ke Youtube secara langsung.

Pelan namun pasti memang akhirnya mendapatkan atensi publik. Salah satunya di Twitter, aplikasi berbasis audio-chat itu masuk dalam 30 besar trending topic Indonesia pada Senin sore ini.

Per 1 Februari lalu, Clubhouse juga telah memiliki 2 juta pengguna. Saat ini nilai perusahaannya pun US$1 miliar ini berbeda pada Mei 2020 hanya bernilai US$100 juta.

Hasilkan Uang dari Clubhouse

Dengan sifatnya yang eksklusif dan diunduh gratis dari App Store, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara pengguna Clubhouse mendulang uang?

CEO, Paul Davidson mengatakan sedang merencanakan untuk membuat model langganan atau membeli tiket agar pengguna bisa mendapatkan uang dari sana.

"Ada begitu banyak orang yang pintar, lucu, memiliki keahlian domain, orang yang bisa membawa orang lain bersama. Dan kami ingin mereka bisa hidup langsung dari Clubhouse lewat seperti langganan dan tiket acara dan mendapatkan tip dari pendengar yang senang untuk pengalaman yang mereka buat," ungkapnya, dikutip CNBC Internasional.

Saat ini memang belum ada iklan masuk ke dalam aplikasi. Selain itu Clubhouse juga dapat diunduh secara gratis.

Namun Davidson menjanjikan jika akan segera memperkenalkan model bisnis itu sesegera mungkin.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aplikasi Clubhouse Segera Hadir di Android, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular