
Nadiem feat Google: Saat Mahasiswa Disiapkan jadi SDM Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - Google, Dirjen Dikti Kemendikbud, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka meluncurkan edisi baru program pengembangan karir berbasis machine learning bagi mahasiswa dan mahasiswi.
Selain machine learing, peserta akan ditawarkan dua rangkaian kursus lain yaitu pemrograman dengan pengembangan Android dan komputasi cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform.
Ini merupakan bagian dari inisiatif Kampus merdeka Kemendikbud dengan kuota 3.000 mahasiswa secara nasional. Program ini bernama Bangkit.
"Bahkan sebelum memulai Bangkit yang pertama pada tahun 2020, kami ditantang Menteri Nadiem Makarim untuk memperbesar cakupan program ini dan membuatnya lebih inklusif. Tahun lalu, kami menerima 300 peserta - hanya satu dari sepuluh pendaftar. Pada akhirnya, walaupun kita semua mengalami tahun yang penuh ketidakpastian, sebanyak 219 atau 73% dari peserta berhasil menyelesaikan program," kata Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia.
"Banyak sekali lulusan Bangkit pertama yang memberi tahu kami bahwa, dengan menyelesaikan program ini, prospek mereka untuk mendapatkan pekerjaan jadi sangat meningkat. Karena itu kami memutuskan untuk menjawab tantangan Menteri Nadiem - dan hari ini kami memulai sebuah kurikulum yang jauh lebih ambisius serta lebih terfokus, terpadu, dan menantang bagi 3.000 peserta - sepuluh kali jumlah tahun lalu!" ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (15/2/2021).
Dalam setiap rangkaian kursus, peserta juga akan mengasah keterampilan penting yang bermanfaat untuk mengembangkan karier di masa mendatang, seperti design thinking, kepemimpinan, serta keterampilan komunikasi dan presentasi. Semua mahasiswa yang menyelesaikan program intensif ini akan berhak mendapatkan voucher ujian sertifikasi sesuai dengan rangkaian kursus masing-masing.
"Kami mengundang 3.000 pendaftar yang paling memenuhi syarat dan paling bermotivasi dari seluruh Indonesia. Mereka mewakili sekitar 250 universitas dari setiap sudut Indonesia, dan hanya setengahnya saja yang datang dari kota-kota terbesar. Selain itu, tidak kurang dari 30% di antara mereka adalah perempuan - angka yang bahkan melebihi jumlah tahun lalu yang sudah sangat tinggi, yaitu 26%," kata William Florance, Asia Pacific Education Programs Lead di Google.
Bangkit berkolaborasi dengan 15 universitas tahun ini, dan mahasiswa yang terpilih akan memulai program pembelajaran online 18 minggu ini pada Februari 2021. Di akhir semester, 15 tim project akhir akan dipilih untuk pengembangan lebih lanjut, termasuk melalui hibah inkubasi dan dukungan dari universitas partner Bangkit yang ditunjuk.
Peserta yang menyelesaikan program akan memenuhi syarat untuk mendapatkan 20 SKS (apabila disetujui universitas peserta). Kemudian setelah lulus dari program, peserta akan diundang ke sebuah bursa kerja virtual yang akan memberi mereka akses untuk mendapatkan kesempatan kerja eksklusif di perusahaan-perusahaan terkemuka Indonesia.
"Tahun ini, untuk mendukung ambisi Menteri [Pendidikan dan Kebudayaan] dalam menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih inovatif, kami dengan senang hati membuka program University Innovation Fellows dari Stanford untuk Indonesia di bawah payung Bangkit," imbuh William, perancang program Bangkit.
Mahasiswa yang menuntaskan Bangkit dengan baik dan menunjukkan karakteristik yang diinginkan akan dicalonkan untuk mengikuti program University Innovation Fellows (UIF). Setiap universitas partner akan nominasi hingga empat peserta dan, nantinya pada tahun 2021, Indonesia akan diwakili 60 peserta dalam Komunitas UIF Global yang siap untuk memberikan kontribusi inovatif di kampus mereka di seluruh tanah air.
(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendaftaran KIP Kuliah 2021 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!