Trump Picu Perang Teknologi China, Produsen Mobil Nelangsa

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
18 January 2021 11:13
Volkswagen export cars are seen in the port of Emden, beside the VW plant, Germany March 9, 2018.  REUTERS/Fabian Bimmer
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah produsen mobil di seluruh dunia dikabarkan menutup jalur perakitannya karena kekurangan pasokan semikonduktor setelah Trump jatuhkan sanksi para produsen chip utama China.

Kekurangan pasokan ini bisa terjadi selama berbulan-bulan, bahkan Ford Motor Co, Subaru Corp, dan Toyota Motor Corp membatasi produksi di Amerika Serikat (AS). Produsen mobil lain yang terpengaruh di pasar lain adalah Vokswagen, Nissan Motor Co Ltd dan Fiat Chrysler Automobiles.

Desember lalu, Pemerintahan Donald Trump memasukkan Semiconductors Manufacturing International Corporation (SMIC), perusahaan chip tol asal China, dalam daftar hitam (blacklist) yang melarang penggunaan teknologi AS.

Dampak kebijakan ini pelaku industri otomotif AS memindahkan pesanan ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dan perusahaan kewalahan memenuhi permintaan tersebut.

Pemasok mobil mengkonfirmasi TSMC tidak dapat memenuhi permintaan.

"Aspek sistemik dari krisis membuat kami pusing," ujar salah satu eksekutif pemasok chip yang minta namanya dirahasiakan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/1/2021).

"Dalam beberapa kasus, kami menemukan suku cadang pengganti yang dapat membuat kami terlepas dari TSMC, namun kami menemukan penggantinya tidak memiliki kapasitas yang tersedia."

Pihak TSMC mengakui ada kekurangan produksi. Namun Kepala Eksekutif, CC Wei menyatakan sedang bekerja sama dengan pelanggan untuk mengurangi dampak tersebut.

Kelangkaan chip ini karena industri otomotif harus bersaing dengan industri elektronik yang mendapatkan pasokan chipset. Permintaan atas barang-barang seperti laptop dan konsol selama pandemi juga meningkat selama pandemi.

Pasokan semakin langka, karena pembelian mobil bertambah. Hal ini juga membuat sejumlah pelaku bisnis harus membatasi produksinya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Gagalkan China Jadi Negara Teknologi Super Power?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular