Daftar Negara yang Beri Izin Vaksin Sinovac Lawan Covid-19

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 January 2021 10:38
Brasil akhirnya menyetujui penggunaan darurat vaksin corona China Sinovac Biotech Ltd. (AP/Carla Carniel)
Foto: Brasil akhirnya menyetujui penggunaan darurat vaksin corona China Sinovac Biotech Ltd. (AP/Carla Carniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Brasil menjadi negara terbaru yang menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada CoronaVac, vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biontech.

Izin ini diterbitkan bersamaan dengan vaksin AstraZeneca pada Minggu (17/1/2021). Sebelumnya efikasi vaksin ini menjadi 'drama' karena data final uji klinis pada 13.000 relawan hanya mencapai 50,4% atau setara dengan standar WHO.

Gubernur Sao Paulo Joao Doria menilai keputusan otoritas kesehatan Brasil Anvisa ini sebagai kemenangan bagi sains di negara bagiannya.

"Kemenangan untuk sains. Kemenangan seumur hidup. Kemenangan bagi Brasil," tulisnya di Twitter seperti dikutip Senin (18/1/2021).

Lantas negara mana saja yang sudah menerbitkan izin penggunaan darurat bagi vaksin Sinovac selain Brasil? Berikut daftarnya:

1. China

China menjadi negara pertama yang menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac. Izin ini diterbitkan pada Juni 2020. Awalnya vaksin ini diperuntukkan bagi mereka yang berada di garda terdepan lawan Covid-19 seperti tenaga kesehatan, para diplomat dan pegawai BUMN yang di luar negeri.

Beberapa daerah di China juga sudah menawarkan vaksin ini kepada penduduknya. Mereka yang ingin mendapatkan lebih dulu akan dikenakan biaya hingga US$59 untuk dua kali suntikan atau dua dosis.

2. Turki

Otoritas kesehatan Turki menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac pada Rabu (13/1/2021) waktu setempat. Menurut data interim uji klinis fase tiga vaksin ini memiliki efikasi hingga 91,25% mencegah infeksi Covid-19 di Tubuh.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca dan Presiden Recep Tayyip Erdogan sudah disuntik vaksin Sinovac. Anggota senior partai juga akan disuntik vaksin bersama dengan tenaga kesehatan.

3. Indonesia

Indonesia menerbitkan izin penggunaan darurat pada awal pekan lalu. Data interim uji klinis vaksin Sinovac memiliki efikasi 65,3% dari uji pada 1.600-an relawan di Bandung.

Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, beberapa perwakilan tokoh agama, kepala daerah hingga influencer sudah disuntik vaksin ini pada Rabu (13/1/2021).

Salah satu yang menjadi perdebatan soal vaksin Sinovac adalah perbedaan efikasi di beberapa negara yang menjalankan uji klinis. Di Indonesia 65,3%, Brasil 50,4%, dan Turki 91,25%.

Kepala Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan ekosistem masing-masing tempat uji klinis vaksin Sinovac berbeda di masing-masing negara. Vaksin Sinovac juga diujicobakan pada subjek yang berbeda-beda di setiap negara.

"Memang berbeda suasana ekosistem strategisnya. Contohnya untuk subjek uji klinis di Brasil itu terdiri dari semua tenaga kesehatan (nakes). Di Turki 20% nakes, 80% adalah pekerja risiko tinggi, supir taksi, pedagang di pasar. Sementara di Indonesia betul-betul dibuka untuk umum," ujar Penny seperti dikutip dari detikcom.

Hal itu berdampak pada hasil efikasi vaksinSinovacdi setiap negara. "Jadi merefleksikan kondisi masyarakat secara umum. Nah itu akan sangat berbeda impact-nya ke efikasi yang ada," ungkap Penny.

Penny menammbahkan efikasi vaksin Corona bukanlah satu-satunya parameter untuk untuk vaksinasi. Namun, efikasi memang membantu suatu negara menentukan jumlah cakupan untuk vaksinasi.

"Efikasi itu adalah semacam estimate dikaitkan dengan khasiat atau efektivitas obat. Jadi parameter estimate dalam situasi yang terkontrol. Jadi efikasi bukan satu-satunya alat dalam memilih vaksin (sepertiSinovac) yang akan di procure," terang Penny

"Tapi efikasi akan bisa digunakan dalam satu rumusan menghitung berapa jumlah cakupan vaksinasi yang harus dilakukan di satu negara. Tapi efikasi tidak menunjukkan aspek tunggal yang dikaitkan dengan perlindungan atau efektivitasnya dari suatu vaksin, karena itu banyak faktor lain yang menentukan."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular