Ini berbeda dengan rivalnya yakni Telegram yang mendapat tambahan download hampir 1,7 juta kali. Sementara itu Signal, competitor lain, mendapat 1,2 juta download.
Bukan hanya jumlah unduhan, peringkat WhatsApp di Amerika dan Inggris juga turun. Menurut laporan App Annie, WhatsApp berada diurutan 38 untuk AS dan Inggris peringkat ke-10, merupakan tempat yang tidak biasa untuk raksasa platform messaging itu.
Sementara itu Telegram dan Signal peringkatnya langsung menanjak masing-masing berada di urutan pengunduhan di Inggris yakni 13 dan 1.
Hal ini tak lain dikarenakan kebijakan privasi baru yang diberlakukan anak usaha Facebook tersebut. Platform itu akan membagikan data ke induknya mulai 8 Januari dan jika tak sepakat pengguna aplikasi tak akan bisa dipakai.
Banyak pengguna yang cukup marah dengan keputusan kebijakan baru WhatsApp itu. Dalam sejumlah unggahan di Twitter, mereka berani untuk menghapus WhatsApp karena masalah pengaksesan data tersebut.
Salah satu pengguna bahkan berani untuk menghapus WhatsApp dan 'saudaranya' Instagram dari ponselnya. Menurutnya kebijakan yang diberikan dua platform itu terlalu menakutkan.
Ahli Keamanan Siber di Eset, Jake Moore tidak terkejut dengan reaksi sejumlah pengguna yang menghapus WhatsApp. Dengan adanya informasi bahwa aplikasi akan tidak bisa digunakan jika tak menyetujui aturan baru, membuat orang-orang seperti dipaksa untuk memberikan data mereka.
"Kita mungkin melihat orang-orang berpindah dari aplikasi ini ke aplikasi yang berfokus pada keamanan. Sangat penting untuk pengguna melakukan berbagai cara memproteksi informasi pribadi mereka, dan mereka harus sadar betapa merusaknya jika berada di pihak yang salah," kata Moore.
Halaman 3>>>
Meski demikian, Pengamat Kebijakan Keamanan, Ruby Alamsyah data yang dibagikan merupakan data umum bukan data pribadi. Yakni nomor handphone yang digunakan untuk WhatsApp, informasi perangkat, operator seluler penggunaan, dan IP Address.
"Menurut saya mostly (sebagian besar) enggak terlalu pribadi, itu data yang cukup umum otomatis kita tampilkan di WhatsApp," kata Ruby
Dia menyatakan untuk pesan antar pengguna tidak akan bisa diintip oleh WhatsApp. Sebab platform itu memiliki teknologi end-to-end encryption jadi hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa membaca percakapan.
"Sudah dipastikan seluruh pesan tidak bisa dibaca oleh siapapun. Baik oleh WhatsApp, pihak ketiga, maupun penegak hukum dengan cara yang umum. Sehingga pesan-pesan pasti aman walaupun ada kebijakan baru itu," ungkapnya.
Lalu soal penggunaan data tersebut adalah untuk menciptakan produk baru hingga iklan pada pengguna. Data-data itu akan dikumpulkan pada big data lalu dianalisa melalui artificial intelligence (AI) dan machine learning. Dari sana akan dibuat produk atau layanan baru. Selain itu juga bisa untuk profiling pengguna untuk tujuan pengiriman iklan tertentu.
"Intinya data akan dikirimkan iklan sesuai di Facebook. Intinya data akan diolah WhatsApp dan Facebook untuk dioptimalisasi, bahasa umumnya memberikan manfaat ke masyarakat kepada para penggunanya tetapi tetap mengedepankan tingkat privasi tinggi," kata Ruby.
Dia juga menuturkan aturan WhatsApp ini sebelumnya sudah pernah diluncurkan tahun 2016. Namun saat itu ada pilihan untuk setuju atau tidak setuju dari pengguna. "Tahun 2021 ini hanya untuk melengkapkan. Seluruh pengguna WhatsApp diharuskan mengikuti kebijakan yang baru ini," kata dia.
Halaman 4>>
Sementara itu Eksekutif Facebook yang mengepalai Instagram Adam Mosseri mengatakan ada banyak informasi salah tentang kebijakan privasi baru mengenai opsi menggunakan WhatsApp untuk bertukar pesan bisnis. Ini disampaikannya melalui Twitter pribadinya.
"Pembaruan kebijakan tidak memengaruhi privasi pesan Anda dengan teman atau keluarga dengan cara apapun," ujar Adam Mosseri.
WahtsApp mengungkapkan Kebijakan privasi baru mereka mengenai bagaimana merchant yang menggunakan WhatsApp untuk bertukar pesan dengan pelanggan dapat berbagi data dengan Facebook, di mana informasi itu bisa digunakan untuk iklan bertarget.
"Kami tidak dapat melihat pesan pribadi Anda atau mendengar panggilan Anda, begitu pula Facebook," tulis WhatsApp dalam sebuah postingan blog.
"Kami tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon dari setiap orang. Kami tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan begitu pula Facebook."
WhatsApp menambahkan data lokasi bersama dengan konten pesan dijaga menggunakan end-to-end encryption. Fitur keamanan ini membuat pesan atau suara atau video hanya bisa dibaca atau dilihat pengirim dan penerima pesan.
"Kami memberi bisnis opsi untuk menggunakan layanan hosting yang aman dari Facebook untuk mengelola obrolan WhatsApp dengan pelanggan mereka, menjawab pertanyaan, dan mengirim informasi bermanfaat seperti tanda terima pembelian," ungkap WhatsApp.
"Ketika kamu berkomunikasi dengan bisnis melalui telepon, email, atau WhatsApp, itu dapat melihat apa yang Anda katakan dan dapat menggunakan informasi tersebut untuk tujuan pemasaran sendiri, yang mungkin termasuk iklan di Facebook."