
RI Mulai Vaksinasi Massal, Apa Kabar Vaksin Merah Putih?

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah resmi memulai program vaksinasi atau penyuntikan vaksin corona untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Pada tahap awal, program ini menggunakan vaksin Sinovac bernama CoronaVac. Selain itu, Indonesia sendiri juga mengembangkan vaksin merah putih yang dikembangkan oleh anak bangsa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penjelasan perkembangan terkini vaksin merah putih, yang saat ini masih dalam tahap satu dan hasilnya berupa bibit vaksin.
Nantinya bibit vaksin ini akan diserahkan pada industri yakni Bio Farma untuk karakterisasi yang diperkirakan membutuhkan waktu 3-6 bulan. Jika dengan waktu paling cepat 3 bulan, maka akan dilanjutkan ke fase uji klinis tahap 1 hingga 3 yang memakan waktu 1-2 tahun.
"Kalau misalnya paling cepat masing-masing 3 bulan selesai, maka bisa di awal kuartal II-2022 baru bisa diproduksi. Dalam rencana kami ini akan jadi vaksin berikutnya, karena diperkirakan vaksin yang sekarang akan mulai habis kekebalannya 2022," kata Budi di Komisi IX DPR RI, Rabu (13/01/2020).
Dia mengakui perlu ada komitmen penguatan anggaran dalam pengembangan vaksin, yang akan diberikan pada beberapa konsorsium. Meski demikian rencananya masih belum ada, dan masih dalam persiapan anggaran khususnya agar peneliti mendapatkan dukungan yang bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Budi mengatakan vaksin yang ada saat ini masih belum diketahui berapa lama perlindungannya, sehingga dibutuhkan vaksinasi berikutnya. Untuk itu pemerintah mengharapkan agar vaksin berikutnya berasa dari dalam negeri.
"Kami lihat vaksin ini mungkin akan bagus jika dilakukan rutin, dan akan baik jika ada independensi dari sisi resiliensi industri bahwa itu diproduksi di Indonesia," kata dia.
Budi menambahkan vaksin menjadi salah satu strategi untuk menyelesaikan pandemi Covid-19, namun tidak bisa menjadi solusi tunggal. Di tengah jalannya vaksinasi di masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak (3M).
"Kemudian kita tetap harus tracing, dan test (3T) meski basis datanya harus diperbaiki supaya vaksinasi ini tidak sia-sia," ujarnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menristek Beberkan Kabar Terbaru Vaksin Covid Made in RI
