Nasib Vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil Ditentukan Minggu Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
13 January 2021 14:02
A worker inspects vials of SARS CoV-2 Vaccine for COVID-19 produced by SinoVac at its factory in Beijing on Thursday, Sept. 24, 2020. A Chinese health official said Friday, Sept. 25, 2020, that the country's annual production capacity for coronavirus vaccines will top 1 billion doses next year, following an aggressive government support program for construction of new factories. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator kesehatan Brasil, Anvisa mengungkapkan telah menjadwalkan pertemuan pada hari minggu (17/1/2021) untuk memutuskan izin penggunaan darurat kepada vaksin CoronaVac, vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biontech.

Pada kesempatan yang sama Anvisa juga akan memutuskan memberikan izin penggunaan darurat atau EUA kepada vaksin ChAdOx1 S yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/1/2021).

Vaksin Sinovac cukup kontroversial di Brasil. Pasalnya data uji klinis tahap akhir berubah-ubah. Pekan lalu Butantan Institute, rekan Sinovac melakukan uji klinis di Brasil, mengatakan kemanjurannya 78%.

Kini kemanjurannya turun menjadi 50,4%. Hasil sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) yang mensyaratkan efikasi minimal 50%. Namun tumpang tindih hasil ini kembali mencuatkan tudingan tak transparan akan vaksin ini.

Bila dibandingkan dengan vaksin yang lain Sinovac paling rendah. Vaksin Prizer/BioNTech memiliki kemanjuran 95%, Moderna 94%, AstraZeneca 72% dan Sinopharm China 78%.

Seorang juru bicara Sinovac menolak untuk mengomentari angka dari uji coba di Brasil, Turki dan Indonesia dan mengatakan lebih banyak data akan dirilis oleh mitranya di Brasil minggu ini.

Pada pertengahan Desember 2020, Anvisa menuudh China menggunakan kriteria "tak transparan" guna mendapatkan persetujuan darurat dari vaksin Sinovac.

"Kriteria yang diterapkan China untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat di Tiongkok tidak transparan," tulis Anvisa dalam sebuah pernyataannya pada pertengahan Desember 2020, seperti dikutip dari AFP.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular