
Penjelasan Bio Farma Soal Pengadaan & Distribusi Vaksin Covid

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bio Farma (Persero) menjabarkan dua mekanisme yang disiapkan dalam pengadaan vaksin Covid-19. Pertama dari produksi mandiri dengan bahan baku yang didapatkan dari partner kerja sama yakni Sinovac. Kedua, vaksin jadi yang didapatkan langsung dari dari perusahaan farmasi yang telah bekerja sama dan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency authorization use/EUA).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya pun bertugas untuk melakukan distribusi vaksin pun menjadi tanggung jawab perusahaan, dan juga menjaga kualitasnya selama perjalanan.
"Kami tidak mau vaksin yang sudah lolos uji tapi tidak dirasakan benefitnya oleh masyarakat luas. Dengan keluarnya EUA kami tetap memiliki tugas distribusi sesuai mutu, dan uji klinis yang dilakukan selama 6 bulan, dan terakhir pengamatan kejadian ikutan pasca vaksinasi," kata Honesti di Komisi IX DPR RI, Selasa (12/01/2021).
Selain dengan Sinovac, pemerintah juga sudah mengamankan vaksin dari Novavax dengan komitmen 50 juta dosis dengan masih ada opsi suplai 80 juta dosis. Honesti mengatakan nantinya akan tergantung dari yang didapatkan dari COVAX/GAVI. Sementara itu, untuk Pfizer-Biontech masih dalam proses finalisasi karena adanya persyaratan tertentu yang masih harus dinegosiasikan.
"Mereka mau ada agreement dengan Pfizer Global dan pemerintah Indonesia, karena ada beberapa klausa mereka minta dibebaskan dan dilepaskan dari klaim tuntutan hukum seandainya ada masalah pada saat program vaksinasi. Ini sedang kami diskusikan agar tidak hanya mendapatkan cek kosong," kata Honesti.
Kemudian dengan Astra Zeneca, pemerintah juga sudah menandatangani supply agreement untuk komitmen 50 juta dosis dan ada opsi penambahan 50 juta dosis. Vaksin buatan perusahaan asal Inggris ini juga sudah mendapatkan EUA, dan sudah ada perjanjian dari BPOM untuk bisa merujuk data dan ada protokol untuk bisa melakukan vaksinasi di Indonesia untuk vaksinasi ini.
Sementara itu, total bahan baku yang diamankan dari Sinovac 140 juta dosis. Hingga semester 1 kita mendapatkan pengiriman 144 juta dosis dan sisanya dilakukan Juli. Rinciannya, pada Januari akan datang 16,5 juta dosis vaksin, Februari 21 juta dosis, Maret 28 juta dosis, April 30 juta dosis, Mei 19,2 juta dosis, Juni 30 juta dosis.
Dari kesiapan fasilitas produksi, Bio Farma telah menyiapkan dua fasilitas produksi dan sudah mendapatkan CPOB. Honesti menegaskan vaksin ini telah mendapatkan sertifikasi halal mui dan EUA dari BPOM.
"Jadi InsyaAllah semua yang jadi isu besar yang masalah vaksin bisa diselesaikan, tapi butuh komunikasi ke masyarakat yang lebih luas. Bukan berarti orang yang divaksin aman dr virus tapi tetap harus menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Biofarma juga telah menyiapkan storage khusus unuk suhu 2-8 derajat Celcius, sebanyak 10 cold room dengan kapasitas masing-masing 8 juta vial, dimana setiap vial 10 dosis. Honesti mengatakan pihaknya juga membuat sistem untuk memantau suhu cold room untuk menjaga kualitas vaksin.
"Cold room kita masih memiliki lebih untuk memastikan vaksin yang ada disimpan di sistem yang terstandarisasi," katanya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngebut, Bos Bio Farma: 140 Juta Dosis Sinovac Segera Masuk RI