
'RI tidak Utamakan Vaksin Terhadap Penduduk Paling Rentan'

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk menggratiskan vaksin Covid-19 ke seluruh masyarakat Indonesia. Mereka yang menjadi sasaran utama adalah mereka dengan usia produktif yang berusia 18-59 tahun.
Keputusan itu disoroti oleh Ekonom Senior Faisal Basri. Menurut Faisal, penanganan Covid-19 yang dilakukan Indonesia memperlihatkan dengan jelas, ekonomi merupakan sektor yang paling utama harus diselamatkan.
"Indonesia ini berbeda, karena mengutamakan vaksinasi untuk penduduk produktif, bukan penduduk yang paling rentan," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Indef, Rabu (23/12/2020).
Seperti diketahui 1,2 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia akan diprioritaskan terlebih dahulu kepada mereka yang berada di garis depan, yakni petugas medis, kemudian petugas pengamanan termasuk TNI dan Polri.
Prioritas selanjutnya adalah mereka yang berisiko tinggi atau high risk, yaitu kelompok pekerja, termasuk di dalamnya para pedagang di pasar, pelayan toko atau pramuniaga, dan juga mereka yang bekerja di sektor-sektor perusahaan industri.
Faisal menilai kelompok kedua itu diprioritaskan karena pemerintah ingin perekonomian dapat berjalan kembali, dengan kata lain pemerintah lebih mengutamakan ekonomi.
"Yang produktif supaya ekonomi tetap jalan gitu. Jadi tetap saja ekonomi," ujarnya.
Faisal berharap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyadari bahwa yang utama adalah kesehatan.
"Saya bertemu dengan Budi Gunadi itu dia menyadari sekali sebagai Ketua Satgas PEN bahwa 'apa pun yang kami lakukan' dia katakan 'itu akan sulit mencapai hasil yang baik sepanjang pandeminya tidak dikendalikan dengan baik'," tuturnya.
Menurut Faisal, Budi Gunadi juga merupakan orang yang berpikir dan mau melibatkan para ahli di bidang kesehatan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19.
"Jadi bertolak dari sini saya kok punya optimisme ya, asa untuk menteri kesehatan yang baru," kata Faisal melanjutkan.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Faisal Basri Warning BUMN: Pandemi Jangan Jadi Ladang Bisnis!