Awas! Badan Siber RI Ungkap 2 Ancaman Besar Ekonomi Digital

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 December 2020 14:02
BSSN
Foto: Agus Tri Haryanto/DetikINET

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian menyebutkan dua hal yang mengancam ekonomi digital di Indonesia. Ada yang bersifat teknis dan sosial.

Secara teknis dia mencontohkan serangan seperti DDOS, phishing dan juga malware. Serangan terakhir disebutkan Hinsa sangat berbahaya dan juga sering terjadi.

Selain itu ada juga serangan sosial yang disebut ancaman dahsyat. Disebut dengan istilah hoaks, menurutnya alat utama yang digunakan dalam serangan adalah informasi yang telah direkayasa dan bisa mempengaruhi ide, emosi, hingga opini orang lain.

"Kalau di perang siber, alutsista itu informasi yang sudah direkayasa, dibuat, disusun, dan disebarkan secara bertahap bisa merubah memengaruhi ide bisa membangun emosi orang," ungkapnya, dalam acara Strategi Keamanan Siber dan Pertumbuhan Ekonomi Digital, Selasa (22/12/2020).

Sementara itu Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiawan menyatakan jika tantangan terbesar melindungi ekosistem ekonomi digital adalah ruang yang begitu besar dari perusahaan besar berstatus decacorn, unicorn hingga UMKM. Ini juga yang membuat cara interaksi antar sesama pelaku ekonomi digital dengan BSSN berbeda.

"Saat bicara dengan bukalapak, harus comply SNI 27001, bicara keamanan. dengan startup indeks kami mengukur kematangan dan kesiapan. berbicara UMKMĀ berbeda lagi engga punya sumber daya yang besar tapi berbisnis online, UKM banyak 60 juta dan 9 juta sudah go online coba diamankan pedoman penilaian keamanan informasi secara mandiri (Paman KAMI)," kata Anton.

Anton menambahkan ke depannya tetap akan melakukan kolaborasi dengan para pelaku bisnis dalam hal menjalankan strategi keamanan siber nasional. Caranya dengan menekankan framework keamanan siber yakni dimulai dari identifikasi, proteksi, penanggulangan pemulihan, serta pengawasan dan pengendalian.

Dia mencontohkan adalah melakukan mitigasi apabila insiden siber terjadi. Menurutnya terkadang banyak orang yang bingung harus menghubungi siapa saat serangan terjadi.

"Sebagai sebuah bisnis ada mitigasi, bagaimana mengkomunikasikan saat terjadi incident siber dan apa yang harus dilakukan. Mengacu ke strategi keamanan siber nasional," ungkap Anton.


(roy/roy) Next Article RI Godok Strategi Nasional Ekonomi Digital, Buat Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular