
Israel Mulai Vaksinasi Covid-19, Warga Palestina Tak Kebagian

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel secara resmi memulai program vaksinasi Covid-19 kepada warganya. Program vaksinasi itu dimulai pada Sabtu (20/12/2020)dengan perdana menteri, petugas kesehatan, presiden, dan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel akan menerima suntikan gelombang pertama itu.
Dikutip dari Times of Israel, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menjadi orang pertama di Israel yang menerima vaksin virus corona. Penyuntikannya langsung ditayangkan melalui televisi dan memuji kesempatan itu sebagai "hari yang sangat menyenangkan" bagi bangsa. .
"Satu suntikan kecil untuk seorang pria dan satu lompatan besar untuk kesehatan kita semua," kata Netanyahu mengutip kata-kata terkenal astronot Neil Armstrong setelah mendarat di bulan.
Selain itu ia juga mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar kehidupan cepat kembali normal
"Jika semua orang bekerja sama, menaati aturan dan pergi untuk mendapatkan vaksinasi, kita akan keluar dari ini dan kita bisa menjadi negara pertama di dunia yang keluar dari [pandemi] ini. Ayo kita lakukan bersama, "katanya.
Setelah inokulasi itu Menteri Kesehatan Yuli Edelstein juga divaksinasi beberapa saat kemudian..
Nantinya ditargetkan setelah menginokulasi lansia, Israel akan memvaksinasi orang yang bekerja dengan resiko tinggi terpapar virus seperti guru, pekerja sosial, penanggap pertama, sipir, dan tentara Pasukan Pertahanan Israel dan personel keamanan lainnya.
Pada gelombang pertama ini Israel akan menggunakan vaksin besutan Pfizer Bersama dengan sekitar empat juta dosis dari Pfizer yang diharapkan tiba kembali pada akhir bulan. Dilansir dari Channel 12 pada Rabu (18/12/2020) bahwa empat juta lagi diharapkan datang pada akhir Maret untuk total delapan juta dosis. Dengan begitu persedian vaksin cukup untuk memvaksinasi empat juta orang.
Sebelumnya negara tersebut juga memiliki kesepakatan untuk menerima 6 juta dosis vaksin Moderna yang cukup untuk 3 juta orang. Vaksin Moderna sendiri telah disahkan di Amerika Serikat (AS) untuk peluncuran darurat pada oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Di lain sisi, negeri tetangganya Palestina diprediksi belum akan mendapatkan vaksin dalam waktu dekat. Pasalnya pemimpin Palestina telah menyatakan bahwa mereka tidak mampu membeli vaksin dari Pfizer atau Moderna. Sebagaimana dicatat The Washington Post, biaya vaksin Pfizer US$ 20 (Rp 280 ribu) per dosis sementara Moderna diprediksi akan lebih mahal.
Mengingat wilayah Palestina yang masih berada dalam kendali Israel, para pemimpin ini, bersama dengan aktivis internasional, berpendapat Israel berkewajiban memastikan bahwa warga Palestina menerima vaksin yang dibeli oleh Tel Aviv.
Israel sendiri menjawab pernyataan itu dengan kemungkinan yang terbuka. Negara Yahudi itu menyatakan siap untuk membantu dalam hal penanganan Covid-19. Namun kalaupun hal ini memungkinkan, Palestina akan mendapatkan vaksin setelah seluruh warga Israel diinokulasi.
"Tidak ada tanggung jawab, tetapi kami berkepentingan untuk membantu sejauh menyangkut virus corona," kata Menteri Kesehatan Israel Yuli Edelstein. "Kami telah melakukannya selama setahun terakhir, dengan peralatan dan obat-obatan." Tambahnya.
(roy/roy) Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah
