
Panel BPOM AS Setujui Penggunaan Vaksin Corona Moderna

Jakarta, CNBC Indonesia - Panel penasihat independen untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mendukung penggunaan darurat vaksin virus corona buatan Moderna Inc, Kamis (17/12/2020). Vaksin tersebut bisa jadi opsi kedua melindungi warga AS dari pandemic, setelah vaksin Pfizer/BioNTech yang sudah disetujui lebih dulu.
Seluruh anggota panel memberikan suara penuh bahwa manfaat vaksin lebih besar dari risikonya pada warga berusia 18 tahun ke atas. Namun satu suara abstain dalam pertemuan itu.
Memiliki dua vaksin yang tersedia pada Desember adalah pencapaian yang luar biasa," kata salah satu anggota panel, Kepala Eksekutif Meharry Medical College, Dr. James Hildreth, yang memilih untuk merekomendasikan vaksin untuk penggunaan darurat, dikutip Reuters.
Hal ini memungkinkan vaksin segera diotorisasi secara resmi oleh FDA. Diperkirakan keputusan otorisasi (EUA) akan dikeluarkan segera Jumat (18/12/2020) waktu AS.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan bahwa ada 5,9 juta dosis vaksin yang akan dialokasikan. AS sendiri masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia.
Tidak seperti vaksin Pfizer, yang sangat kompleks dalam pendistribusian dan harus didimpan di suhu -70 derajat Celcius, Moderna tidak memerlukan freezer ultra dingin.
Ini membuat vaksin lebih mudah dipasok ke pendalaman dan daerah terpencil. Perusahaan juga talah memperluas panduan penanganan vaksin untuk memungkinkannya dipindahkan secara lokal dalam keadaan cair pada suhu pendingin standar.
Secara total, AS berharap mendapatkan 40 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna pada akhir tahun ini. Hal tersebut cukup untuk menginokulasi 20 juta orang.
Kedua vaksin ini memiliki 95% efektif dalam mencegah penyakit dalam uji klinis penting tanpa masalah keamanan yang serius. Namun dalam beberapa laporan, efek samping timbul bisa berupa alergi termasuk kemungkinan penyakit Bell's palsy.
(sef/sef) Next Article Update! Vaksin Moderna Aman, Sukses Pada Manula