
Data Final Uji Klinis Vaksin Moderna: Manjur 94% Lawan Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Moderna selesai melakukan uji klinis tahap akhir di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Hasilnya, vaksin Covid-19 mRNA-1273 memiliki kemanjuran 94% melawan virus corona baru.
Dalam keterangan perusahaan tidak ada relawan yang menderita efek samping para ketika divaksinasi. Dengan data ini Moderna akan mengajukan izin penggunaan darurat ke otoritas kesehatan Inggris, AS, dan Eropa.
Moderna berharap akan mendapatkan kepastian persetujuan penggunaan pada 17 Desember 2020, ujar manajemen dalam keterangan resminya, seperti dilaporkan Guardian, dan dikutip CNBC Indonesia, Senin (30/11/2020).
Moderna perusahaan farmasi berbasis di Massachusetts, telah menerima dana US $ 2,48 miliar dari pemerintah AS dan merupakan bagian penting dari Operation Warp Speed pemerintahan Trump, operasi untuk mempercepat penemuan vaksin.
AS akan lebih dulu mendapatkan vaksin ini. Moderna menargetkan bisa memproduksi 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini untuk warga AS. Moderna berharap bisa memproduksi 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin pada 2021 untuk didistribusikan secara global.
Uji klinis fase akhir Moderna melibatkan 30.000 relawan di AS, setengahnya diberi vaksin Moderna dan setengahnya lagi menerima plasebo (vaksin palsu). Dalam uji coba ini 195 orang jatuh sakit. 30 orang mengalami sakit parah dan satu meninggal, tetapi tak satupun dari mereka yang diberi vaksin Moderna.
Uji coba tersebut melibatkan sejumlah besar orang dalam kelompok paling berisiko, dengan 7.000 orang berusia di atas 65 tahun dan lebih dari 5.000 orang anak muda dengan penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas parah, dan penyakit jantung.
Studi tersebut melibatkan 11.000 orang dari komunitas etnis kulit hitam, Asia dan minoritas, kata Moderna, yang merupakan 37%, proporsi yang sama dengan populasi AS. Meski begitu data lengkap belum dirilis,.
"Analisis primer yang positif ini menegaskan kemampuan vaksin kami untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan kemanjuran 94,1% dan, yang terpenting, kemampuan untuk mencegah penyakit Covid-19 yang parah," ujar Stéphane Bancel, CEO Moderna
"Kami yakin vaksin kami akan menjadi alat baru dan canggih yang dapat mengubah jalannya pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian."
Azra Ghani, profesor epidemiologi penyakit menular di Imperial College London, mengatakan kabar baik lainnya adalah tak seorang pun yang diberi vaksin Moderna mengembangkan penyakit parah.
"Meskipun ini tidak mengecualikan beberapa risiko penyakit parah setelah vaksinasi mengingat jumlah kasus parah yang relatif kecil, hasil ini menunjukkan kemanjuran yang sangat tinggi (> 85%) terhadap titik akhir ini," katanya.
(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster