Internasional

Alert! Penerima Vaksinasi Massal AS Alami Alergi Serius

Tech - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 December 2020 07:40
A staff member with the Southeast Louisiana Veterans Health Care System receives a shot with the first batch of Pfizer Inc.'s coronavirus vaccine in New Orleans, Monday, Dec. 14, 2020. (Max Becherer/The Advocate via AP) Foto: AP/Max Becherer

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang penerima vaksinasi di Amerika Serikat (AS), petugas kesehatan di negara bagian Alaska, mengalami reaksi alergi yang serius setelah mendapatkan vaksin virus Covid-19 dari Pfizer/BioNTech. Namun, otoritas kesehatan masyarakat pada Rabu (16/12/2020) menyatakan kondisi yang bersangkutan sudah stabil.

Reaksi merugikan pada orang tersebut langsung muncul beberapa menit setelah mendapatkan suntikan Pfizer pada Selasa (15/12/2020). Ini serupa dengan dua kasus yang dilaporkan minggu lalu di Inggris.

Regulator medis Inggris mengatakan bahwa siapapun dengan riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Tetapi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) mengatakan kebanyakan orang Amerika yang alergi harus aman untuk menerima vaksin. Dikatakan hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan dalam vaksin khusus ini yang tidak boleh mendapatkan suntikan.

Namun, Lindy Jones, direktur departemen gawat darurat di ibu kota Juneau tempat pasien dirawat mengatakan perawat dari Alaska tersebut tidak memiliki riwayat reaksi alergi. Gejala padanya yang berusia paruh baya sembuh setelah diberikan pengobatan alergi epinefrin. Hingga kini perawat tersebut masih dirawat dan dipantau di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau.

Sementara Pfizer mengatakan vaksin tersebut dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis. Namun mereka akan memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika diperlukan.

Pemberian vaksin Covid-19 dimulai Senin (14/12/2020) di Amerika Serikat, setelah otorisasi penggunaan darurat diberikan minggu lalu. Dosis awal diberikan untuk petugas kesehatan dan penghuni panti jompo.

Mantan Kepala Ilmuwan FDA Jesse Goodman menyebut reaksi alergi tersebut mengkhawatirkan tetapi mengatakan bahwa lebih banyak informasi harus diketahui untuk lebih memahami risikonya.

"Yang perlu kita ketahui adalah penyebutnya, berapa dosis yang telah diberikan? Apakah ini akan menjadi sesuatu yang akan terlihat pada insiden yang lebih tinggi dengan vaksin ini dibandingkan dengan yang lain?" Kata Goodman, dikutip dari Reuters.

"Kita harus mencari tahu hal-hal itu untuk menginformasikan apakah itu mengubah rekomendasi atau bagaimana ini digunakan."

AS kini tercatat masih menjadi negara dengan kasus positif dan kematian akibat corona terbanyak di dunia. Menurut data Worldometers per Kamis (17/12/2020) ada lebih dari 17,3 juta kasus positif, lebih dari 314 ribu kasus kematian, dan lebih dari 10,1 juta pasien berhasil sembuh.

Artikel Selanjutnya

Wuih, Diam-diam Jerman & China Uji Vaksin Corona ke Manusia


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading