
e-Wallet Populer, Kok China Mau Hukum yang Tolak Uang Tunai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China menyerukan agar masyarakat menerima penggunaan uang tunai dalam kegiatan ekonomi yang lebih luas dan mengancam akan menghukum mereka yang menolak pembayaran tunai.
Masyarakat China kini lebih menyukai transaksi menggunakan aplikasi pembayaran pihak ketiga seperti Alipay (Ant Group) dan WeChat Pay (Tencent) ketimbang uang tunai. Ini karena pemerintah mempromosikan inovasi.
Karena hal ini beberapa pedagang dan institusi menjadi enggan menerima uang tunai dengan alasan pengendalian biaya atau pengalaman pengguna hingga pandemi Covid-19.
"Uang tunai Renminbi (yuan) adalah alat pembayaran paling dasar. Entitas atau individu tidak dapat menolak untuk menerimanya, "kata People Bank of China (PoBC), seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/12/2020).
PoBC menambahkan bank sentral akan menyelidiki dan menghukum perusahaan atau individu yang menolak untuk menerima uang tunai atau mengadopsi tindakan diskriminatif terhadap pembayaran tunai.
PBOC mendesak agar semua entitas dan individu tidak mendiskriminasi atau melakukan tindakan yang tidak nyaman untuk mengecualikan pembayaran tunai dan menciptakan "celah digitalisasi".
"Lembaga pembayaran non-bank tidak boleh mempromosikan konsep pembayaran tunai tanpa uang tunai atau diskriminatif dalam bentuk apapun," katanya.
(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos DANA Bilang Pembayaran Digital Harus 'Cemumuah', Apa Itu?
