RI Suntikkan Vaksin Covid-19 ke Usia 19-59 Tahun, Kenapa?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
02 December 2020 15:22
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dan ITAGI, Prof. Soedjatmiko menjelaskan bahwa vaksin yang saat ini dikembangkan, akan diperuntukkan untuk usia 19 sampai 59 tahun.

"Yang terpapar banyak usia 19-59 tahun, di RI juga sampai hampir 80%, Proposal penelitian fase 1-3 hanya pada umur itu. Kalau proposal penelitian begitu, tak bisa dipakai untuk usia di luar itu," katanya dalam dialog produktif secara virtual di Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, kasus positif di Indonesia menyerang usia produktif 19 sampai 59 tahun. Usia ini disebutnya rentan karena kelompok ini yang aktif bekerja dan lain sebagainya.

"Pemerintah sudah berbaik hati ada PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), 3T (trace, test, dan treat) menyediakan sarana, edukasi masyarakat," katanya.

Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat agar mengikuti aturan terutama hindari kerumunan. Sayangnya, imbauan tersebut seolah diabaikan, mengingat jumlah kasus positif setiap harinya sejak November terus bertambah.

"Kasus 5.000, 6.000 setiap hari tambah lagi, sehingga rumah sakit penuh. Dan setiap hari sejak September sampai November yang meninggal 100, bahkan mencapai 160 orang," ujarnya.

Untuk itulah, kabar baik mengenai vaksin masih ditunggu. Adapun tujuan vaksin tersebut menurutnya akan memutus rantai virus, sehingga kehidupan masyarakat diharapkan bisa kembali normal.

"Vaksinasi tujuannya kekebalan individu. Kalau orangnya banyak, virus susah berkembang biak. Kalau sudah 70% virus susah berkembang biak. Penularan menurun, pandemi berhenti, dan pemulihan ekonomi membaik," pungkasnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular