
Apa Kabar Aplikasi BLC yang Dibanggakan Jokowi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) dinilai memiliki manfaat yang besar khususnya untuk pengendalian penyakit, dalam hal ini pandemi Covid-19.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dr Dewi Nur Aisyah mengatakan ada tujuh penggunaan data, khususnya big data seperti yang dikumpulkan pada BLC.
"Pertama evaluasi penyebaran penyakit, sistem untuk bisa capture penyebaran, community awareness, insight to preventif, set up protokol kesehatan, logistik, hingga membantu mengambil kebijakan," katanya secara virtual di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Saat ini, semua data yang masuk ke BLC didapatkan dari berbagai sumber. Dia mencatat ada 125 ribu data penyelidikan epidemiologi, 2.900 RS, 622.653 orang terpapar Covid-19 hingga data 3,5 juta orang melalui laboratorium.
"BLC sangat memudahkan daerah untuk melihat data-data. Pada intinya, data adalah vital komponen, membantu pemerintah dalam rangka pengendalian covid-19," tegasnya.
Awalnya, Satgas Covid-29 fokus pada data kesehatan. Namun saat ini, Satgas juga fokus pada mobilisasi penduduk, yang tujuannya adalah melakukan pengawasan untuk perubahan perilaku di masa pandemi.
"Saat ini ada 100 juta orang yang dipantau. Paling susah menjaga jarak itu di pemukiman, restoran dan lokasi olahraga," pungkasnya.
Aplikasi BLC bisa diunduh dengan mudah melalui Google Playstore. Ada beberapa data yang bisa dibaca melalui aplikasi tersebut. Diantaranya adalah jumlah kasus positif, sembuh dan berapa jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 setiap harinya.
Pada fitur "pantau Langsung: bagi pengguna ponsel yang telah mengunduh aplikasi BLC bisa melihat kondisi area tempat tinggal, atau lokasi di mana dia berada. Pada fitur tersebut, akan dijelaskan risiko di wilayah yang dimaksud, sedang, sedang atau tinggi. Termasuk mencatat juga berapa jumlah ODP, PDP hingga jumlah kasus positif.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia
