Amankan Vaksin Covid, RI Jadi Gandeng Astrazeneca & Pfizer?

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
26 November 2020 18:39
Infografis/Ini Sederet Kabar bahagia Soal Vaksin Covid-19/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Ini Sederet Kabar bahagia Soal Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam penyediaan vaksin Covid-19 untuk tanah air, pemerintah dikabarkan menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan farmasi global selain asal China, Sinovac. Dikabarkan bahwa Indonesia juga akan menggunakan vaksin buatan Pfizer untuk mencukupi kebutuhan vaksin Covid-19 nasional.

Menanggapi hal ini, Direktur Operasi PT Bio Farma (Persero) Rahman Roestan mengatakan untuk memenuhi kebutuhan vaksin masyarakat Indonesia, tidak hanya bisa mengandalkan satu sumber vaksin dan tetap mengutamakan kemandirian.

Untuk mencapai kemandirian ini Bio Farma telah bekerja sama dengan konsorsium nasional dan masih membutuhkan waktu. Sementara untuk kecepatan penyediaan vaksin, tetap dibutuhkan partner global yang sudah siap uji klinis fase 3 dan memenuhi beberapa parameter lainnya.

"Selain itu, masih ada beberapa parameter lainnya, misalnya suhu logistik dan distribusinya. Untuk AstraZeneca dan yang lainnya kami masih review kemungkinan kerja samanya," kata Rahman dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/11/2020).

Begitu juga dengan kerja sama dengan Pfizer, dia mengatakan potensi kerjasama harus benar-benar dikaji betul karena ada beberapa parameter lain harus dipertimbangkan, bukan hanya kecepatan dan kecukupan. Rahman mengatakan ada pertimbangan kepraktisan di lapangan terutama dalam distribusinya, terutama dengan kondisi geografis Indonesia.

"Harus dipertimbangkan bisa tidaknya secara teknis didistribusikan ke berbagai provinsi kita kan negara kepulauan dan tropis, harus ada penyesuaian yang dilakukan. Jadi memang kerjasama dengan global partner harus direview secara komprehensif," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan pihaknya siap menerima pilihan pemerintah dalam menentukan vaksin, dan mendampingi untuk memastikan mutu, keamanan dan efikasiĀ (kemanjuran).

Selain itu, untuk mendapatkan izin penggunaan darurat vaksin yang digunakan tidak harus dilakukan uji klinis tahap 3 di Indonesia. Jika memang sudah ditinjau oleh otoritas pengawas makanan dan obat dari negara tertentu yang aturannya sesuai dengan Indonesia.

"Misalnya US FDA atau beberapa negara lain yang sesuai dengan kita bisa diberikan EUA, tidak harus selalu harus uji klinis di Indonesia. Kalau sudah tersedia data uji klinisnya tentunya menjadi bahan yang digunakan BPOM untuk evaluasi kelayakannya untuk izin penggunanya di Indonesia," kata Penny.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan ditawari Amerika Serikat (AS) untuk produksi vaksin Covid-19 Pfizer dan Johnson & Johnson di Indonesia.

"Saya berbicara dengan Wakil Presiden AS Mike Pence menyakit vaksin, Pak Honesti Basyir (direktur utama Bio Farma) juga sudah ikut video call dengan asisten Kementerian Kesehatan kita minta kerja sama. Mike Pence menawarkan untuk memproduksi Pfizer atau Johnson & Johnson [di Indonesia]," ujarnya.

"Tetapi saya kira Pak Honesti yang lebih tahu dan Pak Honesti punya tugas 10 hari ke depan untuk mencari kesepakatan dengan FDA (Food and Drug Administration) AS mengenai produksi vaksin. Jadi nanti ada 2 vaksin dari China dan AS atau mungkin tempat lain," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, sambil menunggu vaksin Covid-19 tersedia. Ini akan menghindarkan masyarakat terinfeksi virus corona Covid-19.

"Vaksin yang terbaik sekarang adalah vaksin patuh kepada protokol kesehatan. #pakaimasker, #jagajarak dari kerumunan dan #cucitangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan," pungkas Doni Monardo.


(roy/roy) Next Article Ngebut, Bos Bio Farma: 140 Juta Dosis Sinovac Segera Masuk RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular