Special Research

Bersiap Menyambut Gelombang Kedua Otomasi Perbankan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 November 2020 16:27
Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)
Foto: Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)

Proyeksi McKinsey soal 'gelombang kedua' penggunaan otomasi menemukan konfirmasinya ketika virus Covid-19 merebak. Pandemi membuat kebutuhan akan digitalisasi dan otomasi kian mendesak, karena proses manual/konvensional kian dikurangi sejalan dengan protokol kesehatan. Kebutuhan layanan digital dan otomasi pun meningkat drastis.

"Mesin dapat mengambil peran hingga 10-25% dari fungsi pekerjaan di bank, menaikkan kapasitasnya, dan memungkinkan pegawai bank fokus pada proyek dan pekerjaan yang bernilai lebih tinggi," tulis McKinsey.

Keberadaan virus corona memang mempercepat arah peradaban menuju revolusi industri 4.0, di mana layanan konsumen, termasuk layanan perbankan, dilakukan secara digital. Hal ini bakal mengubah wajah perbankan secara drastis.

Hal ini terkonfirmasi dalam laporan firma konsultan Bancography di Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa bank-bank di Negeri Adidaya itu telah mengurangi kantor baru sejak 2013, di tengah kian berkembangnya layanan perbankan digital (digital banking).

qSumber: Bancography

Pada 2019, sebanyak 2.400 kantor cabang bank ditutup, sementara pembukaan kantor cabang baru hanya 1.100. Artinya, ada selisih 1.300 kantor cabang yang hilang dalam setahun. Padahal lima tahun sebelumnya (2013-2018) jumlah selisih kantor cabang berkisar 800-1.000 per tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa tren digital banking memang tidak terelakkan, dan hanya tinggal menunggu waktu sampai kemudian masyarakat benar-benar bermigrasi penuh menggunakan layanan perbankan berbasis digital.

Di Indonesia, kalangan bankir telah mafhum dengan arah perubahan tersebut. PT Bank Mega Tbk, misalnya dalam beberapa tahun terakhir telah membangun digitalisasi dan otomasi, dengan membangun infrastuktur pendukung dan mencari talent terbaik untuk mempercepat proses digitalisasi dan otomasi di lingkungannya.

"Kebijakan strategis dan inisiatif utama yang kami terapkan sepanjang 2019 adalah fokus pada transformasi teknologi informasi dalam hal otomasi dan digitalisasi untuk mendukung perkembangan bisnis retail dan perbankan digital, meningkatkan kenyamanan nasabah, mitigasi risiko operasional serta efisiensi biaya operasional," tutur Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib.

Sebagai bagian dari ekosistem CT Corp, Bank Mega akan menjadi hub keuangan di antara perusahaan-perusahaan lainnya di grup. Oleh karena itu, perseroan harus bisa menjadi back bone dalam pembangunan sistem finansial yang terintergrasi di dalam ekosistem tersebut.

Tidak heran, perseroan terus mendorong pengembangan otomasi dan merekrut talenta terbaik, misalnya dengan menggelar ICStar Hackathon, ajang pencarian bakat yang diikuti ribuan mahasiswa dari berbagai kampus ternama nasional.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular