Ilmuwan Temukan Manusia Kebal Covid-19 Sejak Awal

Roy Franedya, CNBC Indonesia
13 November 2020 06:38
Infografis/ Deretan Negara yang kebal VIRUS corona /Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/ Deretan Negara yang kebal VIRUS corona /Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan menemukan bukti bahwa sebagian kecil penduduk Bumi memiliki antibodi buat melawan Covid-19 sejak awal. Antibodi itu terbentuk karena mereka sering terserang flu biasa yang disebabkan oleh virus terkait, bukan karena sudah terinfeksi Covid-19.

Mereka menemukan orang-orang kebal corona ini ketika menguji sampel darah yang dikumpulkan dari orang dewasa dan anak-anak di Inggris pada Desember 2019, sebelum pandemi Covid-19 menginfeksi dunia.

Penelitian itu juga dilakukan pada awal pandemi pada orang-orang yang dites negatif SARS-CoV-2, virus corona yang bertanggung jawab atas Covid-19. Sampel ini dibandingkan dengan orang yang telah mengonfirmasi Covid-19.

"Hasil dari beberapa tes independen menunjukkan adanya antibodi yang sudah terbentuk sebelumnya yang mengenali SARS-CoV-2 pada individu yang tidak terinfeksi," tulis para peneliti, seperti dikutip dari Gizmodo, Jumat (13/11/2020).

Antibodi yang ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi jelas berbeda dari yang ada pada pasien covid-19. Hampir semuanya adalah IgG, antibodi paling umum yang dibuat oleh sistem kekebalan. Mereka juga hanya ditemukan pada sebagian kecil orang dewasa.

Dalam sampel dari 302 orang dewasa, hanya 16 orang (5,26%) yang membawa antibodi ini. Namun, itu tidak berlaku untuk anak-anak: Para peneliti menemukan antibodi ini ada pada 21 orang dari 48 orang sampel (44%) yang dikumpulkan dari anak-anak antara usia 1 hingga 16 tahun.

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Science pekan lalu ini tampaknya yang pertama menemukan antibodi reaktif silang pada manusia. Namun penelitian lain telah menunjukkan bahwa beberapa orang juga membawa T-cell, bagian penting lain dari sistem kekebalan, yang dibawa dari infeksi flu biasa sebelumnya yang dapat merespons SARS-CoV-2.

"Kami masih belum tahu apa-apa tentang perlindungan, meskipun sejumlah kelompok menunjukkan reaktivitas silang. Epidemiologi menunjukkan bahwa reaktivitas silang tidak mungkin mencegah infeksi atau penyebaran," ujar penulis utama Kevin Ng, seorang mahasiswa PhD di Francis Crick Institute di London.

"Kami sedang bekerja untuk mencari tahu mengapa beberapa orang membuat antibodi reaktif silang dan beberapa tidak," kata Ng. "Jika kita dapat mengetahuinya, kita dapat menggunakan informasi itu dalam vaksin untuk merangsang respons kekebalan yang secara teoritis menargetkan semua virus corona."


(roy/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Riset Terbaru: Sebagian Orang 'Kebal' Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular