Begini Gambaran Sel dalam Tubuh Pasien yang Terpapar Covid-19

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
03 November 2020 08:57
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel darah dengan metode swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+. 

Laboraturium GSI Lab dirancang untuk memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya bersekala masif, namun jugamemberikan hasil tes yabg cepat sehinggal hasil tes dapat diakses pada hari yang sama atau setidaknya H+1 (setelah tes).  

Untuk pasien drive thru sehari bisa 500 orang sedangkan SCR 5000 sempel perharinya.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Tes Swab Covid-19 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian kecil di Inggris telah menemukan bahwa cell immunity (sistem imun sel) terhadap pandemi virus SARS-CoV-2 muncul setelah enam bulan pada orang mereka yang Covid-19 ringan atau tanpa gejala.

Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki beberapa tingkat perlindungan setidaknya untuk waktu itu.

Para ilmuwan yang mempresentasikan temuan itu mengambil 100 pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit di Inggris. Meski demikian, bukan berarti mereka tidak bisa terinfeksi virus kembali.

"Meskipun temuan kami membuat kami sangat optimis tentang kekuatan dan lamanya kekebalan yang dihasilkan setelah infeksi SARS-CoV-2, ini hanyalah satu bagian dari teka-teki," kata Paul Moss, seorang profesor hematologi di Universitas Birmingham Inggris. memimpin penelitian seperti dikutip Channel New Asia, Selasa (3/11/2020).

"Masih banyak yang harus kita pelajari sebelum kita memiliki pemahaman penuh tentang cara kerja kekebalan terhadap COVID-19."

Para ahli yang tidak terlibat langsung dengan penelitian ini mengatakan temuannya penting dan akan menambah pengetahuan tentang potensi kekebalan pelindung terhadap Covid-19.

Studi tersebut, yang belum ditinjau sejawat oleh para ahli lain tetapi dipublikasikan secara online di bioRxiv. Ini telah menganalisis darah 100 pasien enam bulan setelah mereka menderita Covid-19 ringan atau tanpa gejala.

"Hasil awal (kami) menunjukkan bahwa respons sel-T dapat bertahan lebih lama dari respons antibodi awal," kata Shame Ladhani, konsultan ahli epidemiologi di Public Health England yang ikut memimpin penelitian.

Studi ini juga menemukan ukuran respons sel-T berbeda, dan jauh lebih tinggi pada orang yang memiliki gejala Covid-19 daripada mereka yang tidak memiliki gejala saat terinfeksi.

Para peneliti mengatakan ini dapat ditafsirkan dalam dua cara yaitu ada kemungkinan bahwa kekebalan seluler yang lebih tinggi dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi ulang pada orang yang memiliki gejala, atau pasien tanpa gejala lebih mampu melawan virus tanpa perlu menghasilkan respon imun yang besar.

"Hasil ini memberikan kepastian bahwa, meskipun titer antibodi terhadap SARS-CoV-2 dapat turun di bawah tingkat yang dapat dideteksi dalam beberapa bulan setelah infeksi, tingkat kekebalan terhadap virus dapat dipertahankan," kata Charles Bangham, ketua imunologi di Imperial College London.

Sementara lebih dari 46 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19, kasus infeksi ulang yang dikonfirmasi sejauh ini sangat jarang.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Bawa Tak Enak Soal Kondisi Covid-19 Dunia, Semakin Buruk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular