Sederet Fakta Simulasi Vaksin Covid-19 di Puskemas

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
31 October 2020 17:29
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah persiapan dilakukan terkait vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan, salah satunya adalah mempersiapkan sarana yaitu puskesmas.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sudah melakukan peninjauan langsung, tepatnya di Puskesmas Tapos, Kota Depok beberapa waktu lalu. Berikut fakta dari simulasi yang sudah dilakukan.

(1) Suntikan Sebanyak 2 Kali 

Menurut Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil, vaksin yang disuntikkan tidak hanya sekali. "Jadi orang yang sama tadi disuntik vaksin, itu di hari 30 atau sesuai arahan dokter, dia harus datang lagi (untuk kembali disuntik vaksin). Ini kan kebayang rumitnya, ya," ujarnya.

(2) Tahapan Vaksinasi

Dia menjelaskan ada beberapa tahapan vaksinasi. Pertama pasien datang ke lokasi kemudian dilanjutkan dengan proses administrasi. Setelah itu pasien akan dicek kesehatannya sebelum dilakukan vaksinasi.

"Setelah itu, ada protokol 30 menit. Setelah disuntik itu harus dilihat apakah ada reaksi, ya, yang langsung kira-kira begitu. Nah itu juga proses (menunggu 30 menit usai disuntik)," terangnya.

(3) Lama waktu vaksinasi

Peninjauan yang dilakukan ini akan mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan vaksinasi. "Nah nanti ketahuan satu puskesmas tipe begini, itu satu hari kerja bisa melakukan pelayanan maksimal berapa jumlah. Katakan lah 100 (orang), misalkan, ya sudah nanti kami hitung berapa jumlah puskesmas di Depok, kalikan jumlah sasaran yang ditargetkan. Jangan-jangan kekurangan, jangan-jangan cukup tapi butuh (waktu) 1 bulan, (atau) 2 bulan," katanya menjelaskan.

(4) Butuh Tenaga Memadai

Hal rumit lain yang juga menambah daftar panjang vaksinasi ini menurutnya adalah tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi. Karena itu, sebut dia, simulasi vaksinasi penting untuk dilakukan.

"Nah, sehingga kalau puskesmas sudah cukup, maka Jawa Barat menyiapkan skenario, menyulap gedung-gedung lain menjadi tempat vaksinasi. Kalau jumlah tenaga kesehatan yang menyuntiknya juga nggak cukup, berarti kita buka relawan yang sesuai kriteria untuk menjadi tim penyuntik dan tim panitia. Nah inilah kerumitan yang sedang kita proses," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan dari data Kementerian Kesehatan, persiapan prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain sudah berjalan dengan baik. Cold chain sendiri bertujuan untuk menjaga kualitas maupun efektivitas vaksin.

"Saat ini rata-rata kesiapan cold chain yang berfungsi di Indonesia mencapai 97%," ungkap Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam perkembangan penanganan Covid-19 sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/10/2020).

Tidak hanya itu saja, dari sisi SDM-nya terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat dan bidan sudah dipersiapkan. Dari data Kementerian Kesehatan juga, Wiku menyebut jumlah SDM itu yang dipersiapkan sudah ada sebanyak 739.722 orang. Serta vaksinator di Puskesmas dan rumah sakit sebanyak 23.145 orang. Atau secara rasio sebesar 1 : 20 di seluruh Indonesia.

"Kami percaya bahwa vaksinasi yang sukses adalah aman dan efektif secara medis serta diikuti persiapan penyelenggaraan yang matang. Untuk itu kami harapkan masyarakat bersabar menanti proses vaksinasi dan tetap mematuhi protokol kesehatan (#pakai masker, #jagajarak dan #cucitangan)," jelas Wiku.


(dob/dob) Next Article Benarkah RI Terlalu Buru-buru Vaksinasi Covid-19?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular