
Vaksin Covid-19 Tak Bakal Tersedia di AS Tahun Ini, Tapi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat kesehatan Gedung Putih sekaligus dokter penyakit menular, Anthony Fauci, mengatakan vaksin virus corona (Covid-19) kemungkinan tidak akan tersedia di Amerika Serikat (AS) hingga Januari 2021.
Fauci mengatakan sekitar bulan Desember nanti akan banyak perusahaan yang akan memiliki dewan pemantauan keamanan data untuk melihat detail vaksinnya. Jika dewan tersebut merekomendasikan vaksin tersebut, maka perusahaan dapat mengajukan izin penggunaan darurat dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) AS.
"(Tapi) kapan tepatnya EUA (izin penggunaan darurat) akan diberikan, bisa Januari, bisa nanti, kami tidak tahu," kata Fauci dalam wawancara online dengan Howard Bauchner, pemimpin redaksi Journal of American Medical Association, mengutip dari Bloomberg, Kamis (29/10/2020).
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump, pemimpin industri farmasi, dan beberapa pejabat kesehatan masyarakat mengatakan bahwa vaksin untuk mencegah Covid-19 dapat tersedia sebelum pemilihan presiden pada 3 November. Namun, tanggal tersebut secara konsisten mundur, karena studi klinis vaksin mulai menemui beberapa rintangan.
Ada beberapa orang yang melakukan uji coba malah jatuh sakit. Tak heran jika Fauci mengatakan studi yang saat ini sedang berlangsung tidak mungkin mencapai tolok ukur tersebut sampai sekitar bulan Desember 2020.
Setelah data tersedia, perusahaan masih harus menganalisis temuan, mengajukan kepada FDA untuk penggunaan darurat dan berpartisipasi dalam sidang komite penasihat.
Kini ada lima perusahaan dalam tahap akhir studi untuk vaksin virus corona. Vaksin dari Pfizer dan Moderna telah mendaftarkan uji coba mereka sepenuhnya. Jika lolos dan memiliki data keamanan yang cukup dan bahkan mungkin temuan kemanjuran jangka panjang, kedua vaksin tersebut dapat mengajukan penggunaan darurat vaksin pada Desember mendatang.
Pfizer mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa studi tahap akhir dari vaksin Covid-19 eksperimental belum mencapai angka tonggak yang diperlukan untuk menentukan apakah vaksin mereka manfaat.
Sementara dewan pemantau ilmuwan yang mengawasi uji coba tersebut belum melakukan yang pertama dari empat tinjauan sementara yang direncanakan, karena belum ada 32 kasus infeksi virus corona di antara 42.000 partisipannya.
(roy/roy) Next Article Penasihat Trump Ungkap Fakta Baru Soal Vaksin Covid-19
