
Bos Samsung Mangkat, Ini Skandal Taipan Korsel 3 Generasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari tanah Korea Selatan (Korsel). Bos besar Samsung Electronics Lee Kun-hee meninggal dunia.
Ia meninggal dalam usia 78 tahun, Minggu (25/10/2020). Pernyataan resmi dikeluarkan perusahaan.
Ia meninggal setelah dirawat lama di rumah sakit akibat serangan jantung pada tahun 2014. Ia mengubah Samsung menjadi raksasa teknologi global.
Samsung adalah konglomerasi terbesar yang dikendalikan keluarga atau biasa disebut 'chaebol' di Korsel. Omset keseluruhan perusahaan setara dengan seperlima dari produk domestik bruto (PDB) negara, menjadikannya penting bagi kesehatan ekonomi Korsel.
Namun keluarga ini tak bisa bebas dari skandal. Ini malah terjadi tiga generasi, bukan hanya Lee Kun-hee tapi juga saat ayah dan anaknya berkuasa di perusahaan itu.
Berikut rangkuman CNBC Indonesia:
Keluarga Samsung era Lee Byung-Chull
Lee Byung-Chull pertama kali mendirikan Samsung, yang berarti tiga bintang, sebagai perusahaan mie, bukan perusahaan tekhnologi. Dulu Samsung mempunyai logo tiga bintang, namun pada 1993 logo itu dihapus. Di bawah kepemimpinannya, Samsung merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya seperti tekstil, industri berat, hingga tekhnologi.
Meski datang dari kalangan keluarga tuan tanah dan pebisnis, Lee Byung-Chull banyak menghadapi masalah saat memimpin Samsung. Lee Byung-Chull yang tidak menyelesaikan kuliahnya di Universitas Waseda di Jepang, membangun Samsung pada usia 30 tahun di kota Daegu. Pada tahun 1947 ia memindahkan perusahaan ke Seoul.
Samsung berhasil bertahan di tengah Perang Korea, yang membuat banyak perusahaan gulung tikar. Hal itu terjadi karena Lee Byung-Chull pandai dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan pemerintah Rhee Syng-man. Hubungan ini membantunya untuk mendapatkan kontrak yang paling menguntungkan, sering kali terkait dengan perdagangan luar negeri.
Pada akhir 1950-an, Lee dikenal sebagai orang terkaya di Korea, tetapi juga dipandang sebagai simbol korupsi.
Pada 1966 citra Samsung menjadi buruk setelah terjerat skandal impor ilegal. Hal itu membuat Lee Byung-Chull harus mengundurkan diri dan menghabiskan beberapa tahun di pengasingan. Namun begitu, perusahaan masih bisa bangkit setelahnya. Bahkan dari tahun 1960-an dan sampai sekarang, Samsung tetap menjadi salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan.
Lee Byung-Chull meninggal pada 1987 dan mewariskan perusahaannya kepada Lee Kun-Hee.
Keluarga Samsung era Lee Kun-Hee
Lee Kun-hee dinobatkan oleh Forbes sebagai konglomerat terkaya di Korea dengan harta sejumlah US$ 16,8 miliar atau setara Rp 234 triliun pada tahun 2019 ini.
Sepeti ayahnya, dalam kehidupan bisnis Lee Kun-hee pernah mengalami masalah hukum. Pada tahun 1996, Lee Kun-hee dihukum karena membayar suap kepada mantan presiden Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo. Namun, menurut The Verge, ia diampuni oleh Presiden Kim Young-sam pada 1997.
Pada 2007, kepala pengacara Samsung Kim Yong-chul memberi tahu pemerintah tentang dana suap Lee Kun-hee. Kim Yong-chul mengatakan kepada para pejabat bahwa dana gelap milik Lee Kun-hee diduga digunakan eksekutif itu untuk menyuap jaksa, hakim, dan tokoh politik di Korea Selatan, Financial Times melaporkan.
Pada saat itu juga Lee Kun-hee dinyatakan bersalah karena menghindari pajak US$ 45 juta dan didenda sekitar US$ 90 juta. Awalnya dia dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun setelah masa tunggu lima tahun. Namun, ia kembali mendapat pengampunan presiden, mengutip Business insider.
Akibat masalah itu ia mengundurkan diri dari perusahaan pada tahun 2008, namun kembali menjabat di tahun 2011.
Lee Kun-hee memiliki tiga putri dan satu putra. Mereka adalah Lee Jae-yong, vice chairman Samsung Electronics; Lee Boo-jin, Presiden Hotel Shilla, Samsung Everland; Lee Seo-Hyun, Presiden unit fesyen Samsung C&T. Anak perempuannya yang paling muda, Lee Yoon-hyung bunuh diri pada tahun 2005 lalu.
Pada tahun 2014, Lee Kun-hee mengalami serangan jantung. Dua tahun setelahnya, pada 2016, media Korea menuduh Lee Kun-hee terlibat dalam perselingkuhan sebelum ia lumpuh pada tahun 2014. Mengutip Forbes, sejak dikabarkan terkena serangan jantung pada 2014, belum ada kabar terkini soal kondisi kesehatannya.
Setelah ia jatuh sakit, kerajaan Samsung dipegang oleh Lee Jae-yong.
Keluarga Samsung era Lee Jae-yong
Pada tahun 2000, Lee Jae-yong memimpin 14 perusahaan ventura internet, di mana e-Samsung sebagai pemegang saham terbesarnya. Tetap, perusahaan bangkrut dalam setahun. E-Samsung menderita kerugian 20 miliar won atau sekitar US$ 18 juta. Itu merupakan pukulan bagi kredibilitas ahli waris muda itu.
Lee Jae-yong yang bercerai dengan istrinya pada 2009, memiliki dua orang anak. Seorang perempuan dan seorang laki-laki. Pada tahun 2013, Lee Jae-yong memiliki masalah yang melibatkan anak laki-lakinya. Putranya itu dikabarkan diterima di sebuah sekolah dengan perlakuan istimewa. Namun pada akhirnya putra Lee Jae-yong meninggalkan sekolah itu.
![]() Samsung Electronics Vice Chairman Lee Jae-yong, center, leaves the district court in Seoul, South Korea, for a detention center, Monday, June 8, 2020. Lee arrived in court on Monday as the court decides if he should be arrested for possible involvement in alleged merger and accounting fraud. (Park Dong-joo/Yonhap via AP) |
Mengutip Forbes, Lee Jae-yong menempuh pendidikan manajemen di Jepang dan di Amerika Serikat (AS).
Pada 2017, Lee Jae-yong pernah dipenjara setelah dinyatakan bersalah melakukan korupsi. Lee Jae-yong dituduh melakukan penyuapan, penggelapan, dan sumpah palsu. Kasus itu terkait skandal yang menyeret Presiden Korsel, Park Geung-hye.
Dia awalnya dijatuhi hukuman lima tahun penjara tetapi dibebaskan pada tahun 2018 setelah pengadilan banding membatalkan putusan ini dan memberinya hukuman percobaan.
Forbes memasukkan Lee Jae-yong ke urutan ke-40 orang paling berpengaruh (powerful) di dunia, dengan kekayaan bersih hampir US$ 6 miliar, mengutip BBC.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penuh Skandal, Kisah Bos Samsung Lee Kun-hee yang Tutup Usia
