Angin Segar Jokowi Soal Vaksin Covid-19, Simak!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 October 2020 07:43
Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Antisipasi Penyebaran Covid-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober Tahun 2020. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Antisipasi Penyebaran Covid-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober Tahun 2020. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dalam waktu yang tak lama akan mendapatkan pasokan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris.

Pasokan pertama akan dikirim pada April 2021. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/10/2020).

"Sebulan kita akan mendapat 11 juta dosis vaksin, jadi totalnya 100 juta dosis," ujar Jokowi menyampaikan laporan yang didapatnya dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Jokowi meminta jajarannya untuk tidak tergesa-gesa dalam mengamankan vaksin. Kepala negara tak ingin, sikap tersebut akan menimbulkan persepsi negatif di masyarakat seperti UU Cipta Kerja.

"Vaksin ini saya minta jangan tergesa-gesa, karena sangat kompleks. Menyangkut nanti persepsi di masyarakat kalau komunikasinya kurang baik, seperti UU Cipta Kerja ini," kata Jokowi,

Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan secara hati-hati pengadaan vaksin dari luar negeri, terutama bagaimana cara menteri menyampaikan komunikasi publik yang tepat kepada masyarakat.

"Saya minta benar-benar disiapkan mengenai vaksin, komunikasi publik terutama yang berkaitan halal dan haram. berkaitan dengan harga, berkaitan dengan kualitas, berkaitan dengan distribusi seperti apa," jelasnya.

"Tidak semuanya harus kita sampaikan ke publik. Harga ini juga tidak harus kita sampaikan ke publik," jelasnya.

Jokowi menilai, titik krusial dalam hal pengadaan vaksin berada pada implementasi di lapangan. Maka dari itu, para menteri diminta betul-betul memberikan komunikasi publik yang baik di depan masyarakat.

"Jangan menganggap implementasi mudah, tidak mudah. Prosesnya seperti apa, siapa yang pertama disuntik terlebih dahulu, kenapa dia. Harus dijelaskan betul ke publik, proses komunikasi publik ini harus disiapkan," jelasnya.

"Siapa yang gratis, siapa yang mandiri, harus dijelasin, harus detail. Jangan dihantam oleh isu, dipelintir kemudian kejadian bisa masyarakat demo lagi karena memang masyarakat sekarang ini dalam posisi sulit," tegasnya.


(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular