Sistem Keamanan WhatsApp Terancam Dilucuti, Kamu Setuju?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
19 October 2020 10:53
Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi intelijen Five Eyes menuntut perusahaan teknologi untuk membuat 'backdoors" dalam aplikasi terenkripsi guna memungkinkan penegak hukum mengakses layanan itu untuk mengawasi tindak kejahatan online.
Pejabat tinggi pengadilan Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Amerika Serikat dalam pernyataan bersama mengatakan aplikasi yang menggunakan end to end encryption "menimbulkan tantangan signifikan bagi keselamatan publik".
Sistem keamanan end to end encryption membuat obrolan atau chatting hanya bisa dibaca oleh pengiriman dan penerima pesan. Bahkan pembuat aplikasi tidak bisa membaca pesan. Aplikasi punya sistem keamanan ini adalah Signal, Telegram, Facebook Messenger, dan WhatsApp.
"Ada peningkatan konsensus di antara pemerintah dan lembaga internasional bahwa tindakan harus diambil," ujar mereka seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (19/10/2020). "Meskipun enkripsi sangat penting dan privasi serta keamanan siber harus dilindungi, hal itu tidak boleh mengorbankan penegakan hukum sepenuhnya."
Mereka pun meminta perusahaan teknologi untuk "menanamkan keamanan publik dalam desain sistem", menyediakan akses ke penegakan hukum "dalam format yang dapat dibaca dan digunakan".
India dan Jepang, yang bekerja sama dalam aliansi intelijen bernama Five Eyes ini , menambahkan nama mereka pada pernyataan itu. Para penegak hukum banyak negara telah mengeluhkan kesulitan untuk mengakses layanan komunikasi terenkripsi untuk investigasi kriminal.
Bagi para pendukung pro-privasi layanan ini harus dipertahankan karena adanya akses pintu belakang bisa saja membahayakan aktivis demokrasi dan memberdayakan pemerintah diktator.
(roy/miq) Next Article Duh! Keamanan WhatsApp Cs Terancam Dilucuti Uni Eropa
Most Popular