
Merger Grab & Gojek, 'Orang Kuat' Ini Sampai Turun Tangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengenai soal merger Grab dan Gojek, dua raksasa ride hailing Asia Tenggara, kembali berlanjut. Aksi korporasi ini kini melibatkan orang kuat dari SoftBank Masayoshi Son.
Bos SoftBank Group Masayoshi Son bahkan telah turun tangan untuk meminta Anthony Tan, pendiri Grab untuk melakukan gencatan senjata dengan Gojek dan melakukan negosiasi untuk merger. SoftBank merupakan salah satu pemegang saham utama Grab.
Rencana penggabungan dua raksasa ride hailing ini pun telah dibahas selama berbulan-bulan oleh beberapa pihak terkait meski perbincangan dilakukan secara daring. Hal ini disampaikan oleh sumber yang menolak disebutkan namanya, Bloomberg News melaporkan seperti dikutip Minggu (18/10/2020).
Poin penting yang dibahas dalam beberapa bulan terakhir adalah apakah bisnis Grab dan Gojek akan digabungkan, atau Grab akan mengakuisisi bisnis Gojek di Indonesia.
Kedua perusahaan memiliki visi yang berbeda mengenai rencana merger ini. Grab mengharapkan untuk bisa mengakuisisi bisnis Gojek di Indonesia sehingga dia bisa menjalankan bisnis sebagai anak perusahaan Grab, kata sumber tersebut.
Berbeda dengan Grab, Gojek justru mengharapkan kolaborasi kedua perusahaan dilakukan di tingkat regional Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan rencana yang dimiliki oleh Masayoshi Son.
Tak pelak, hal ini menunjukkan ketegangan yang semakin sengit antara Masayoshi Son dan Anthony. Terkait hal ini, pihak Gojek dan Grab masih menolak untuk memberikan komentar.
Bagi SoftBank penggabungan Grab dan Gojek bertujuan untuk mengurangi kompetisi bakar uang yang selama ini terjadi. Lagi pula persaingan tanpa henti kedua raksasa ride hailing ini telah mengaburkan potensi bisnis yang sebelumnya sangat jelas.
Kekhawatiran lainnya adalah restu dari regulator soal aksi korporasi ini. Ada potensi regulator akan mencegah terjadinya penggabungan agar tak tercipta monopoli yang merugikan konsumen.
Penggabungan ini semakin kuat didorong terjadi oleh Masayoshi Son setelah dirinya mengunjungi Indonesia akhir tahun lalu. Saat ini kedua belah pihak tengah bernegosiasi mengenai struktur penggabungan dan valuasi, serta bagaimana mengatasi antitrust dari regulator.
Aksi korporasi ini juga bergantung pada seberapa lama pandemi terjadi yang akan berdampak pada arus kas perusahaan.
(roy/roy) Next Article Jika Grab dan Gojek jadi "Kawin"
