
Heboh Vaksin TBC Manjur Perangi Covid-19, Apa Benar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia tengah menanti vaksin dari Covid-19, dengan berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Salah satunya penelitian baru yang akan dilakukan di Inggris. Penelitian ini akan menguji apakah benar vaksin tuberkulosis (TBC) yang banyak dipakai petugas garis depan di Inggris, efektif dalam melawan Sars-Cov-2.
Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) digunakan selama ini untuk melindungi diri dari TBC. BCG menginduksi respons sistem kekebalan bawaan yang luas dan telah terbukti melindungi dari infeksi atau penyakit parah patogen pernapasan lainnya.
"BCG telah terbukti meningkatkan kekebalan secara umum, yang mungkin menawarkan perlindungan terhadap Covid-19," kata Profesor John Campbell, dari University of Exeter Medical School sebagaimana dimuat Reuters, Senin (12/10/2020).
"Kami sedang berusaha untuk menentukan apakah vaksin BCG dapat membantu melindungi orang yang berisiko Covid-19. Jika ya, kami dapat menyelamatkan nyawa dengan memberikan atau menambah vaksinasi yang sudah tersedia dan hemat biaya ini," tambahnya
Studi ini adalah bagian dari pengujian yang diketuai Australia. Sebelumnya pengujian telah dilakukan sejak April, dan dilakukan di Belanda, Spanyol juga Brasil. Vaksin BCG juga tengah diuji di Afrika Selatan. Di Inggris sendiri, diperkirakan 10.000 sukarelawan akan direkrut.
Corona di Inggris sudah menginfeksi 603.716 orang. Ada tambahan 12.872 kasus baru kemarin, melansir data Worldometers. Ada total 42.825 kasus kematian total. Data kemarin, angkanya bertambah 65 orang.
Sementara itu WHO menyebut vaksin BCG berpotensi menjembatani kesenjangan soal vaksin corona. Namun, vaksin BCG tak bisa jadi solusi jangka panjang. Imun seseorang yang mendapat BCG saat kecil bisa saja berkurang.
"Ini bakal jadi alat penting dalam mengatasi Covid-19 dan pandemi di masa depan," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari BBC International.
Vaksin BCG memiliki efek terhadap penyakit saluran pernapasan yang beragam. Lantas bagaimana dengan Covid-19?
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa negara-negara tanpa program vaksinasi masal BCG seperti Italia dan Amerika Serikat (AS) terdampak lebih parah ketimbang negara-negara yang menerapkan kebijakan vaksinasi masal BCG.
Otu dkk (2020) menyebut bahwa vaksinasi BCG tersebut dapat menurunkan tingkat kematian akibat Covid-19. Negara dengan cakupan vaksinasi BCG yang tinggi telah menunjukkan insiden Covid-19 yang lebih rendah.
Penelitian Ozdemir dkk (2020) menunjukkan bahwa populasi yang telah divaksinasi BCG mengalami infeksi yang lebih ringan dan tingkat kematian yang lebih rendah ketimbang pada populasi yang tidak divaksinasi.
Sejauh ini terbukti bahwa negara-negara yang lebih rentan terkena SARS-CoV-2 tidak mengadopsi kebijakan universal vaksinasi BCG seperti Italia dan Spanyol.
Meski demikian, perlu diingat WHO tidak merekomendasikan vaksinasi BCG untuk pencegahan Covid-19. Curtis dkk telah menjelaskan alasan mengapa penting untuk mematuhi rekomendasi WHO mengenai penggunaan vaksinasi BCG hanya untuk uji coba Covid-19 sampai hasilnya lengkap.
Pertama, tidak ada bukti kuat mengenai efektivitas BCG terhadap Covid-19. Menurut WHO, studi yang menunjukkan korelasi antara vaksinasi BCG dan perlindungan Covid-19 sangat tergantung pada data demografi nasional, tingkat pengujian, beban penyakit, dan tahap pandemi sehingga dikhawatirkan bias dalam pengambilan kesimpulan.
Kedua, pasokan vaksin BCG terbatas, dan penggunaan yang tidak selektif dapat mempengaruhi pasokan vaksinasi rutin untuk anak-anak di negara yang berisiko tinggi terhadap tuberculosis (TB).
Ketiga, vaksin BCG yang diberikan selama masa kanak-kanak kecil kemungkinannya akan efektif untuk melindungi Covid-19 di usia dewasa.
Keempat, jika vaksinasi BCG dilakukan untuk Covid-19, ini dapat menimbulkan rasa kekebalan yang salah, dan terakhir adalah kemungkinan peningkatan regulasi kekebalan tubuh yang hanya memperburuk keparahan infeksi Covid-19 oleh BCG.
Pertimbangan-pertimbangan di atas tentu saja tidak dapat dikesampingkan. Oleh karena itu pada akhirnya tetap berhati-hati dan tidak tergesa-gesa adalah sikap yang bijak untuk memastikan bahwa vaksin yang tersedia nantinya efektif, aman dan bisa memberikan proteksi jangka panjang atau setidaknya cukup panjang.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster