
Kena Covid-19, Ini Komentar Kontroversial Trump Soal Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali memberikan komentar kontroversial mengenai pandemi virus corona Covid-19 dan persiapan negara untuk pandemi global yang sudah menewaskan lebih dari 1 juta orang di dunia.
Berikut kumpulan komentar kontroversial Trump mengenai virus corona yang dilansir dari The Atlantic, Jumat (2/10/2020):
Virus corona akan melemah saat cuaca lebih hangat
Pada Jumat (7/2/2020) dan Rabu (19/2/2020), Trump mengatakan virus korona akan melemah "ketika kita memasuki bulan April, dalam cuaca yang lebih hangat, yang memiliki efek yang sangat negatif pada jenis virus itu."
Virus corona akan hilang dengan sendirinya
Pada Kamis (27/2/2020), Trump kembali mengatakan wabah corona hanya bersifat sementara: Ini akan menghilang. Suatu hari, ini seperti keajaiban - itu akan hilang."
Namun fakta membuktikan bahwa hingga kini virus corona belum hilang dan makin banyak masyarakat global yang terjangkit. Data Worldometers mencatat lebih dari 34,5 juta masyarakat dunia positif corona.
Trump menganggap serius pandemi dari awal kemunculan
Pada Selasa (17/3/2020), Trump telah berbohong dengan mengatakan "Saya selalu tahu ini nyata - ini pandemi. Saya merasa itu adalah pandemi jauh sebelum disebut pandemi ... Saya selalu menganggapnya sangat serius."
Faktanya Trump telah berulang kali meremehkan pentingnya Covid-19 ketika wabah dimulai di Amerika Serikat. Dari menyebut kritik terhadap penanganannya terhadap virus sebagai tipuan, hingga membandingkan virus corona dengan flu biasa.
Angka kematian bunuh diri jauh lebih banyak dari Covid-19
Trump beberapa kali menyatakan bahwa angka kematian karena bunuh diri "pasti akan jauh lebih besar daripada jumlah yang kita bicarakan" dibandingkan kematian karena Covid-19. Faktanya kini sudah ada lebih dari 212 ribu warga Amerika meninggal akibat virus corona.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Tetapi jumlah orang yang meninggal karena bunuh diri pada tahun 2017 hanya sekitar 47.000, jauh dari angka Covid-19 kini.
Angka terjangkit virus corona menurun
Trump lagi-lagi mengatakan hal yang kontroversial. Beberapa kali Trump mengatakan "Jumlah virus Corona terlihat JAUH lebih baik, turun hampir di semua tempat, (dengan) kasus (yang kian) menurun."
Ketika Trump membuat klaim ini pada Mei, kasus virus corona malah meningkat atau stabil di sebagian besar negara bagian AS. Selama musim panas, negara itu mengalami lonjakan kedua yang bahkan lebih besar daripada saat musim semi.
Pandemi perlahan menghilang
Pada Rabu (17/6/2020), Trump mengklaim jika pandemi virus corona sudah "menghilang (dan bahkan) ini akan memudar."
Trump membuat klaim ini menjelang unjuk rasa di Tulsa, Oklahoma, ketika negara itu masih berada di angka 20.000 kasus harian baru dan saat dimulainya lonjakan kedua infeksi virus di negara tersebut.
Pandemi mulai terkendali
Pada Kamis (2/7/2020), Trump lagi-lagi membuat klaim, mengatakan "Pandemi mulai terkendali" pada saat kasus harian negara itu berlipat ganda menjadi sekitar 50.000 orang per hari. Jumlah ini lebih tinggi daripada yang terlihat pada awal pandemi.
Covid-19 tidak berbahaya
Pada Sabtu (4/7/2020), Trump mengatakan "99% kasus Covid-19 sama sekali tidak berbahaya". Faktanya virus ini masih dapat menyebabkan penderitaan yang luar biasa, meskipun pasien tidak meninggal. Laporan WHO mengatakan bahwa sekitar 15% kasus Covid-19 bisa parah, dengan 5% kritis.
Tingkat kematian Covid-19 di AS terendah di dunia
Beberapa hari setelahnya, tepatnya pada Senin (6/7/2020), Trump mengklaim jika AS "Sekarang kami memiliki tingkat kematian terendah di Dunia."
Senada dengan klaim di atas, pada Kamis (27/8/2020), Trump juga mengklaim AS memiliki "di antara tingkat kasus fatalitas terendah di antara negara besar mana pun di dunia"
Faktanya, AS memiliki tingkat terjangkit dan kematian terbanyak di dunia. Tercatat AS kini menduduki posisi pertama dengan 7.494.671 kasus positif dan 212.660 kematian saat ini. Bahkan Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, dan India memiliki tingkat kematian kasus yang lebih rendah daripada AS.
Anak-anak kebal Covid-19
Lagi-lagi Trump membuat klaim sembrono, dengan beberapa kali mengatakan jika anak-anak kebal terhadap virus corona. Faktanya tidak seperti itu. Laporan studi di AS dan China menunjukkan bahwa anak-anak lebih kecil kemungkinannya dibandingkan orang dewasa, dan lebih cenderung memiliki gejala ringan, tetapi masih dapat menyebarkan virus ke anggota keluarga mereka dan orang lain.
CDC mengatakan bahwa sekitar 7% kasus Covid-19 dan kurang dari 0,1% kematian terkait corona terjadi pada anak-anak.
Trump luncurkan mobilisasi terbesar untuk lawan Covid-19
Pada Kamis (27/8/2020), Trump "meluncurkan mobilisasi nasional terbesar sejak Perang Dunia II" melawan Covid-19, dan Amerika "mengembangkan, dari awal, sistem pengujian terbesar dan tercanggih di dunia."
Padahal klaim tersebut tidak benar dan menyesatkan. Pemerintahan Trump malah dikritik habis-habisan karena dianggap gagal melakukan pengujian yang rata kepada seluruh rakyat AS.
Pandemi akan berakhir
Pada Kamis (10/9/2020) dan Rabu (23/9/2020), Trump mengklaim Amerika sedang "memutari tikungan" dan "memutari tikungan terakhir" dari pandemi.
Faktanya, saat musim dingin mendekat, kasus virus corona meningkat di banyak negara bagian di Midwest dan Selatan, dan data menunjukkan bahwa lonjakan nasional ketiga mungkin terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
Fauci dan Direktur CDC Robert Redfield juga telah memperingatkan orang Amerika tentang musim dingin, dengan Fauci menyoroti "perlunya berjongkok dan melewati musim gugur dan musim dingin ini karena itu tidak akan mudah."
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Positif Corona, Pernah Usul Obat Malaria Obati Covid-19
