Trump Ngamuk, Blokir Aplikasi China TikTok dan WeChat di AS

Thea F, CNBC Indonesia
19 September 2020 08:07
Infografis, Kronologi Penembakan Di Luar Gedung Putih
Foto: Infografis/Kronologi Penembakan di Luar Gedung Putih/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan perintah larangan mengunduh dua aplikasi buatan perusahaan China, yakni WeChat dan TikTok mulai Minggu, 20 September 2020 mendatang.

Melalui sebuah pernyataan, Departemen Perdagangan mengatakan perusahaan AS dilarang mendistribusikan WeChat dan TikTok. Dua aplikasi ini juga sudah harus dihapus dari toko aplikasi app store milik Apple dan Google Play mulai hari Minggu.

Pernyataan tersebut juga memblokir perusahaan AS untuk menyediakan layanan melalui WeChat dengan tujuan untuk mentransfer dana atau memproses pembayaran di AS.

FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File)Foto: Logo Tiktok AP/
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File)



"Atas arahan Presiden, kami telah mengambil tindakan signifikan untuk memerangi pengumpulan data pribadi warga Amerika yang berbahaya di China, sembari mempromosikan nilai-nilai nasional kami, norma berbasis aturan demokratis, dan penegakan hukum dan regulasi AS yang agresif," kata Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross dalam pengumuman pada Jumat (18/9/2020), dikutip dari Reuters.

Larangan itu muncul menjelang persetujuan oleh Presiden AS Donald Trump atas kesepakatan perusahaan Oracle Corp dalam mengambil saham minoritas TikTok dan menjadi mitra ByteDance di pasar AS.

Namun larangan ini masih dapat dibatalkan oleh Trump, mengingat ByteDance sampai sekarang masih berlomba untuk mencapai kesepakatan mengenai nasib operasinya di AS.

A picture illustration shows a WeChat app icon in Beijing, December 5, 2013. REUTERS/Petar KujundzicFoto: REUTERS/Petar Kujundzic
A picture illustration shows a WeChat app icon in Beijing, December 5, 2013. REUTERS/Petar Kujundzic



ByteDance sendiri telah melakukan pembicaraan dengan Oracle Corp dan lainnya untuk membuat perusahaan baru, TikTok Global, yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran Pemerintah AS mengenai keamanan data penggunanya. ByteDance masih membutuhkan persetujuan Trump untuk mencegah larangan AS.

Larangan tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas perintah eksekutif Trump pada 6 Agustus, yang memberi Departemen Perdagangan 45 hari untuk menentukan transaksi apa yang harus diblokir dari aplikasi buatan China yang dianggapnya menimbulkan ancaman keamanan nasional. Batas waktu itu berakhir pada lusa.

Pejabat Departemen Perdagangan mengatakan mereka mengambil langkah luar biasa karena risiko yang ditimbulkan oleh pengumpulan data pengguna aplikasi tersebut. China dan perusahaan telah membantah data pengguna masyarakat AS dikumpulkan untuk dimata-matai.

Aplikasi video pendek TikTok kini memiliki 100 juta pengguna di AS dan sangat populer di kalangan anak muda Amerika. Sementara WeChat, aplikasi seluler all-in-one, memiliki rata-rata 19 juta pengguna aktif harian di AS, dan populer di kalangan pelajar China, mantan karyawan, dan beberapa orang Amerika yang memiliki hubungan pribadi atau bisnis di Cina.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger! Negara Ini Larang Warga Main TikTok Cs Selamanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular