
Saat Semua Berlomba Masuk Pasar China, Netflix Ogah

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua perusahaan ingin masuk pasar China. Alasannya, jumlah penduduk yang besar menjadi target market yang menggiurkan. Namun perusahaan video on demand Netflix malah tak melakukannya.
Co_CEO Netflix Reed Hastings mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Netflix belum mencoba untuk mengakses pasar China, mereka malah fokus mencari peluang pertumbuhan pada negara-negara lain.
"Beberapa waktu lalu kami ditolak oleh pemerintah China, dan kami belum pernah menghabiskan waktu di China dalam beberapa tahun terakhir, "kata Reed Hastings seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (15/9/2020).
"Ada begitu banyak peluang bagi kami di Asia, seluruh Asia - India, khususnya, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, dan kemudian di seluruh Eropa dan Amerika Latin," kata Hastings.
Pelanggan internasional telah menjadi kunci strategi pertumbuhan Netflix. Pada 2014, Netflix streaming di lebih dari 40 negara. Sekarang ini tersedia di lebih dari 190 negara tetapi China bukan salah satunya.
China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, dipandang sebagai pasar utama bagi banyak bisnis Amerika seperti Apple. Namun, ketegangan antara AS dan China telah meningkat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang baru-baru ini terus mengincar perusahaan teknologi China yang menurutnya mewakili risiko keamanan nasional.
Reed Hastings, yang ikut mendirikan Netflix pada 1997, menyesali hubungan yang tak harmonis antara AS dan China.
"Sangat disayangkan dari perspektif jangka panjang," ujar Reed Hastings. "Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu. Dan sebaliknya, kami berfokus untuk menghibur orang lain."
(roy/miq) Next Article Telkom Sindir Netflix: Monopoli Bandwidth & tak Mau Berkorban