Mutasi Corona D614G 10 Kali Lebih Menular, Lebih Mematikan?

Thea Fatanah Abrar, CNBC Indonesia
05 September 2020 18:20
Direktur LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio (Foto: Citra Nur Hasanah/20detik)
Foto: Direktur LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio (Foto: Citra Nur Hasanah/20detik)

Institut Biologi Molekuler Eijkman yang berbasis di Jakarta, sebagaimana dikutip media Reuters, menulis bahwa mutasi virus corona jenis baru ini lebih banyak ditemukan di ibu kota DKI Jakarta.

"Mutasi virus D614G yang menular tetapi lebih ringan telah ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh institut tersebut," tulis Reuters mengutip Wakil Direktur Eijkman, Herawati Sudoyo.

Namun, lebih banyak penelitian harus dilakukan. Termasuk, apakah ini berada di peningkatan kasus baru-baru ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengidentifikasi strain ini sudah berada di Eropa dan Amerika. Namun saat ini, D614G ditemukan juga di negara tetangga yakni Singapura, Malaysia, dan Filipina.

Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif mengatakan masyarakat harus tetap waspada. Dengan menunjukkan pemodelannya, ia melihat beban kasus bisa naik hingga 500.000 sampai akhir tahun.

"Situasinya serius... Penularan lokal saat ini tidak terkendali," kata Syahrizal, sebagaimana ditulis oleh Reuters.

Sebelumnya Institut Penelitian Medis Malaysia, dilansir dari Straits Times, mengatakan mutasi virus D614G, 10 kali lebih menular. "Ini 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh individu," tegas pejabat setempat.

Mutasi baru ini disebut D614G karena mengubah asam amino 614 dan D (asam aspartat) ke G (glisin). Ini memungkinkan virus bereplikasi dengan cepat, sebagaimana ditulis Journal of American Medical Association (JAMA).

Per Sabtu (5/9/2020), Indonesia memiliki 187.537 kasus positif, 7.832 kematian, dan 134.181 pasien berhasil sembuh sejauh ini, menurut data Worldometers.

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular