Erick Thohir: 1,5 Juta Tenaga Medis Disuntik Vaksin Covid-19

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 September 2020 13:47
Infografis: Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?
Foto: Infografis/Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal menerapkan skala prioritas untuk imunisasi massal vaksin Covid-19 yang akan dimulai awal tahun depan, atau bahkan bisa lebih cepat pada Desember 2020 ini. Pihak yang paling dahulu mendapatkan vaksin adalah 1,5 juta dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang nantinya akan memberikan vaksin kepada masyarakat.


Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Erick Thohir mengatakan  para tenaga kesehatan ini adakah garda terdepan dalam penanganan Covid-19 dan memiliki risiko paling tinggi terpapar karena harus berinteraksi langsung dengan masyarakat.


"1,5 juta ini juga harus divaksinkan duluan, disuntik duluan karena beliau pahlawan. Karena itu kalau bahan baku sudah bisa diproduksi, ini akan jadi skala prioritas berdasarkan data riil untuk siapa yang dikedepankan divaksin dulu seperti dokter dan perawat yang jadi garda terdepan apalagi yang akan divaksin," kata Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/9/2020).


Dia menyebutkan, angka tersebut didapat berdasarkan laporan dari asosiasi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang telah dikonsolidasikan dan akan diterjunkan dalam program vaksinasi tahun depan.


Tak hanya didahulukan, kata Erick, 1,5 juta tenaga kesehatan ini nantinya juga akan mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah. Sejalan dengan program pemerintah untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang jumlahnya 93 juta orang.


Sejalan dengan itu, Ketua Umum PP PPNI Harif Fadhillah mengungkapkan mitigasi vaksin ini harus dilakukan secepat mungkin sebab para petugas kesehatan ini merupakan pihak yang memiliki risiko paling tinggi. Meski vaksinasi nantinya akan dilakukan secara bertahap, pihak asosiasi bakal mengkonsolidasikan hal tersebut.


Ketua Umum PB IDI dr. Daeng M. Faqih menyebutkan proses vaksinasi selambat-lambatnya harus dilakukan dalam waktu enam bulan dan dilaksanakan secara serempak oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya, jangka waktu vaksin ini hanya bisa bertahan selama 6 bulan hingga 2 tahun.


"Vaksin kami usulkan gotong-royong bersama-sama. Memang ada yang perlu dibantu dan mandiri. Kenapa gotong-royong karena vaksin ini kekuatan melindunginya ada keterbatasan waktu itu 6 bulan untuk terlindungi sehingga vaksinasi yang harapan besar agar Covid mereda itu harus serempak, kalau bisa jangka waktu yang dibutuhkan 6 bulan harus selesai dan dilaksanakan serempak," kata Daeng dalam kesempatan yang sama.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular