
Menteri Teten Ungkap Fakta Miris Soal Digitalisasi UMKM

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyadari pandemi covid-19 telah membuat pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kesulitan untuk bisa melanjutkan usahanya.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, hambatan bagi UMKM di tengah pandemi datang dari sisi penawaran dan permintaan.
Kendati demikian, ada UMKM yang masih bisa bertahan dan tumbuh, yakni UMKM yang telah terhubung dengan marketplace digital dan UMKM yang telah berhasil melakukan inovasi produk sesuai permintaan pasar. Namun, hingga saat ini UMKM yang masuk ke digitalisasi baru 8 juta pelaku UMKM atau 13% dari total 60 juta lebih UMKM.
"Sayangnya, yang terhubung ke digital baru 13% atau 8 juta pelaku UMKM. Sehingga percepatan digitalisasi UMKM ini harus menjadi agenda besar," jelas Teten saat menjadi pembicara di acara launching Karya Kreatif Indonesia (KKI) secara virtual, Jumat (28/8/2020).
Oleh karena itu, berbagai langkah transformasi digital bagi pelaku UMKM disiapkan oleh pemerintah. Tidak hanya menggelontorkan beragam anggaran stimulus dari sisi penawaran seperti restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, subsidi pajak dan lainnya.
Dari sisi permintaan pun, kata Teten sudah dilakukan kerjasama penyerapan produk lokal ke Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah, yaitu dengan n Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) dan Kementerian BUMN.
"Kami sudah kerjasama dengan LKPP untuk buat laman khusus produk UMKM di katalog LKPP. Saat ini sudah dilakukan pelatihan dan paket pengadaan dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah," jelas Teten.
Lalu, Kementerian BUMN juga sudah meluncurkan Pasar Digital (PaDi) UMKM yang memudahkan terjadinya transaksi antara BUMN dengan UMKM dalam pengadaan barang dan jasa.
"Kementerian BUMN sudah sepakati belanja di bawah Rp 14 miliar akan diperuntukkan ke UMKM, meski saat ini baru 9 BUMN (yang berpartisipasi) tapi secara gradual akan terus ditambah sampai seluruh BUMN menyerap produk UMKM," kata Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan berbagai upaya yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di era digital.
Beberapa di antaranya menurut Perry adalah dengan kreativitas, digitalisasi, dan sinergi. Ketiga hal tersebut bisa menambah nilai produk UMKM.
Perry menjelaskan kreativitas dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk UMKM. Lalu, digitalisasi untuk memperkuat akses produk ke pasar yang lebih luas.
Oleh karena itu, BI bersama pemerintah mengembangkan program UMKM Go Digital yang juga terintegrasi dengan keuangan digital. Selanjutnya, kata Perry sinergi juga dibutuhkan untuk meningkatkan koordinasi kebijakan nasional, baik di pusat dan daerah.
"Misalnya dengan memprioritaskan sektor-sektor, memperkuat model bisnis yang terintegrasi, dan secara end to end mendorong kemajuan UMKM," jelas Perry.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengatakan peningkatan kontribusi UMKM perlu dilakukan sesegera mungkin, meski Indonesia tengah menghadapi pandemi virus corona atau covid-19. Justru menurutnya, pandemi merupakan kesempatan untuk mengakselerasi penggunaan teknologi digital dalam bisnis kecil.
"Khususnya optimalisasi pemasaran digital melalui platform e-commerce Indonesia," jelas Wishnutama.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Teten Kecewa Banyak UMKM Masih Belum Go Digital, Kenapa?
