
Riset Terbaru, Pasien Sembuh Covid-19 Bisa Tertular Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Seseorang yang sudah terinfeksi virus corona dan dinyatakan sembuh, belum tentu 'bebas' dari Covid-19. Penelitian terbaru di Hong Kong menemukan bukti adanya kasus terinfeksi ulang.
Hal ini dimuat dalam Jurnal Kesehatan Clinical Infectious Diseases. Seorang pria berusia 33 tahun yang awalnya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 29 Maret dan sembuh, tertular kembali empat bulan kemudian, saat ia bepergian ke Eropa.
Saat menderita Covid-19 pertama kali, kasus tersebut menderita sejumlah gejala. Namun setelah dinyatakan negatif dua kali, ia akhirnya bisa keluar dari rumah sakit.
Namun dalam pengetesan air liur 15 Agustus, di sebuah bandara dalam perjalanan ke benua biru, ia dinyatakan terinfeksi kembali. Sebelumnya, ia melakukan perjalanan ke Spanyol melalui Inggris dari Juli hingga Agustus.
Dalam kasus infeksi kedua, pria itu tak menunjukkan gejala khusus atau asimtomatik (orang tanpa gejala/OTG). Dikutip dari The New York Times, penemuan ini tak terduga.
Karena corona jenis baru ini awalnya diharapkan berperilaku sama seperti SARS dan MERS. Di mana ketika seseorang terinfeksi dan sembuh, perlindungan yang didapat bisa bertahun-tahun.
"Saya yakin ini adalah kasus pertama yang dilaporkan yang terkonfirmasi," kata Dr. Kelvin Kai-Wang To, seorang ahli mikrobiologi klinis di Universitas Hong Kong.
"Kita memiliki 23 juta kasus secara global ... Hal ini sangat perlu diperhatikan ... bahwa kita mungkin akan berulang kali terinfeksi virus ini," kata ilmuan lain, Jeffrey Shaman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Columbia di New York.
Sementara itu kenyataan bahwa saat terkena kembali sang pasien tak bergejala, menurut ahli, bisa berarti ada kekebalan yang dibentuk dari infeksi pertama. Namun memang, kekebalan yang dihasilkan tak mampu mencegah virus itu menginfeksi kembali namun mengurangi gejala yang diderita.
"Sepertinya ada respons kekebalan sehingga mencegah penyakit menjadi lebih buruk," kata Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale.
Tapi, ini tak menutup kemungkinan, kasus bisa menularkan kembali ke yang lain. Sehingga, kata dia, perlu vaksin yang sangat manjur untuk mendorong kekebalan yang mencegah infeksi ulang.
Sementara itu di AS, kasus infeksi ulang juga banyak dilaporkan. Namun, belum ada yang diuji ketat.
Sementara itu berdasarkan data Worldometers, ada 23.776.902 kasus infeksi Covid-19 sejak Desember 2019 hingga sekarang. Ada 815.893 total kematian dan 16.320.103 orang sembuh.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Corona Global Makin Naik, Total Positif 4,7 Juta Orang
