
Internasional
5 Bulan, Kematian Global COVID-19 Tembus 400.000
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 June 2020 07:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian global karena pandemi corona (COVID-19) mencapai 400.000 jiwa, pada Minggu (7/6/2020). Meningkatnya jumlah korban meninggal di Brasil dan India menjadi sebab.
Sebagaimana ditulis Reuters, AS mencatat seperempat dari total kematian yang ada. Negara itu mencatat angka kematian tertinggi hingga 110.000.
Namun angka di Amerika Latin kini naik signifikan. Di mana kematian di Brasil meningkat dengan cepat dan melampaui Inggris, yang sebelumnya memiliki angka kematian terbesar kedua.
"Amerika Latin memiliki wabah terbesar kedua dengan lebih dari 15% kasus," tulis Reuters memaparkan hitungannya, dikutip Senin (8/6/2020).
Kematian COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan pada 10 Januari. Hingga awal April, kematian tercatat sebanyak 100.000 lebih. Dalam catatan Reuters, butuh 24 hari untuk beralih ke 400.000.
Dalam lima bulan saja, kematian akibat COVID-19 sudah menyamai kematian akibat malaria dalam setahun. Malaria merupakan penyakit menular dan mematikan di dunia.
Dari catatannya, media ini juga mencatat kasus global mendekati 7 juta. Di mana sekitar 2 juta atau 30% berada di Amerika Selatan.
(sef/sef) Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia
Sebagaimana ditulis Reuters, AS mencatat seperempat dari total kematian yang ada. Negara itu mencatat angka kematian tertinggi hingga 110.000.
"Amerika Latin memiliki wabah terbesar kedua dengan lebih dari 15% kasus," tulis Reuters memaparkan hitungannya, dikutip Senin (8/6/2020).
Kematian COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan pada 10 Januari. Hingga awal April, kematian tercatat sebanyak 100.000 lebih. Dalam catatan Reuters, butuh 24 hari untuk beralih ke 400.000.
Dalam lima bulan saja, kematian akibat COVID-19 sudah menyamai kematian akibat malaria dalam setahun. Malaria merupakan penyakit menular dan mematikan di dunia.
Dari catatannya, media ini juga mencatat kasus global mendekati 7 juta. Di mana sekitar 2 juta atau 30% berada di Amerika Selatan.
(sef/sef) Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia
Most Popular