Alert! Fitch: Efek Corona Bikin Bank Digital Sulit Berkembang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 August 2020 11:02
Infografis/Kartu Kredit dan Debit Ditinggal?pembayaran  digital sudah  jadi pilihan utama
Foto: Infografis/Kartu Kredit dan Debit Ditinggal?pembayaran digital sudah jadi pilihan utama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi global virus corona (Covid-19) telah melemahkan banyak sektor bisnis di dunia, salah satunya adalah perbankan digital. Fitch Ratings mengatakan akan sulit memasuki ruang perbankan digital di Asia karena beberapa peluang telah hilang akibat pandemi.

Direktur asosiasi Fitch Ratings, Tamma Febrian mengatakan wabah virus corona menghantam ekonomi global dengan keras, dan secara tidak proporsional mempeburuk profil risiko individu dan perusahaan skala UMKM yang kebanyakan manjadi nasabah peminjam bank digital. 

"Banyak dari mereka (bank digital) tidak memiliki rekening bank dan tidak terlayani bank konvensional, ini merupakan segmen target utama mereka, dan kami pikir krisis saat ini akan mempengaruhi mereka secara tidak proporsional," kata Febrian dalam "Squawk Box Asia" CNBC pada Jumat (21/8/2020).

"Artinya, secara teknis, yang Anda bicarakan... potensi berkurangnya peluang untuk pinjaman yang menguntungkan," tambahnya.

Selain itu, Febrian mengatakan kebijakan jaga jarak sosial (social distancing) dan penguncian (lockdown) di seluruh dunia memaksa bank konvensional meluncurkan layanan bank digital, untuk meningkatkan penyaluran kredit. Hal itu tentu berpotensi menutup pembukaan bagi pendatang baru ke pasar.

Dalam laporan awal pekan ini, Fitch Ratings mengatakan tantangan seperti itu akan lebih terasa di pasar negara maju Asia, dimana persaingan dari bank konvensional sudah sengit. Pasar tersebut termasuk Australia, Hong Kong, Jepang, dan Singapura yang memiliki pemain lama yang dominan.

Tetapi pasar negara berkembang seperti India, Indonesia, dan Filipina masih menawarkan peluang terbesar untuk bank digital. Negara-negara tersebut memiliki penetrasi layanan perbankan yang rendah, yang memberikan calon pemberi pinjaman digital "jalan yang lebih mudah menuju masa kritis," ujar laporan tersebut.

"Namun, negara-negara ini termasuk yang paling parah terkena pandemi di kawasan ini, dan bahkan dalam jangka panjang, potensi mereka mungkin terhambat oleh infrastruktur digital yang tertinggal," tulis laporan itu.

Sementara itu, Febrian mengatakan bahwa banyak bank digital yang bercita-cita merancang model bisnis mereka selama lingkungan ekonomi yang "jinak". Jadi, belum pasti apakah model tersebut dapat bertahan dalam siklus ekonomi ini, terlepas dari kemampuan teknologinya yang berpotensi lebih maju, katanya.

Namun Febrian menambahkan jika krisis saat ini adalah menjadi waktu bagi bank digital untuk mengevaluasi model bisnisnya. Termasuk mempelajari apakah risiko yang diambil sesuai dengan selera risiko mereka, dan memastikan bahwa margin yang terima dapat menutupi potensi kerugian di masa depan.

Setidaknya, menurut Febrian, saat ini pasar lebih sulit untuk dinavigasi sehingga bank digital perlu lebih menyempurnakan strategi mereka.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kolam Besar Bank Digital RI Menunggu Digarap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular