
Airlangga Bongkar Strategi Rahasia RI Menang Lawan Covid-19
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto buka-bukaan alasan alasan ikut uji klinis vaksin Covid-19 dan target vaksinasi tahun depan demi melawan corona.
Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia ikut dalam uji klinis vaksin Covid-19 dengan menggandeng Sinovac karena tidak mau Indonesia mendapatkan akses terhadap vaksin terlebih dahulu atau minimal tidak tertinggal dengan negara lain.
"Dengan partisipasi clinical trial berarti kita menjadi bagian dari ditemukannya vaksin tersebut," ujar Airlangga dalam Webinar TEMPO "Dialog Industri: Mengatasi Pandemi dan Mencegah Krisis Ekonomi" yang disiarkan di akun Youtube resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (19/8/2020).
Airlangga menambahkan langkah lain yang dilakukan pemerintah adalah meminta kuota dari vaksin. Salah satunya, Sinovac yang menyediakan kuota vaksin tahap pertama 30 juta vaksin.
"Kita juga fasilitas produksi vaksin di Indonesia. Kita sudah melihat antara 250 juta ini sudah disiapkan di Bio Farma. Swasta itu ada dua perusahaan yang masing-masing bisa menyediakan 50 juta. Kita juga melihat aksesorisnya, yakni jarum suntik. Itu juga harus disiapkan. Indofarma sudah bisa menyiapkan," jelasnya.
Terkait imunisasi, Airlangga mengungkapkan Indonesia harus bisa memvaksin lebih dari 180 juta orang dengan dua kali suntikan. Artinya dibutuhkan 360 juta dosis. Untuk itu perlu dilakukan imunisasi 1 juta orang per hari. Padahal sepanjang sejarah Indonesia sampai hari ini vaksinasi per tahun hanya 30 juta hingga 40 juta.
'Tentunya hal ini membutuhkan persiapan tidak hanya tim dokter, juga tim perawat, dan yang lain. Dan kedua kita juga harus menentukan target daripada masyarakat yang mendapatkan vaksin duluan," terang Airlangga.
"Nah tentu kalau 1 juta vaksin ini kita memprioritaskan kepada daerah yang terdampak terlebih dahulu yang 8 (provinsi), kemudian tentu secara bertahap dari age group. Nah kalau kita lihat dari batas usia umur yang efektif memang antara 19-59 tahun."
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah