Soal Vaksin Covid-19, Airlangga Bicara 'Keegoisan' AS & China

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 August 2020 15:20
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Airlangga Hartarto (kiri) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto berharap berbagai upaya pemerintah terkait vaksin sudah dapat membuahkan hasil pada tahun depan.

Demikian dikatakan Airlangga dalam Webinar TEMPO "Dialog Industri: Mengatasi Pandemi dan Mencegah Krisis Ekonomi" yang disiarkan di akun Youtube resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (19/8/2020).

Tercatat ada empat inisiatif yang dilakukan pemerintah terkait vaksin. Keempat inisiatif itu adalah vaksin hasil kerja sama dengan perusahaan asal China Sinovac, vaksin hasil kerja sama Kalbe Farma dengan perusahaan asal Korea Selatan Genexine, vaksin hasil kerja sama yang turut diprakarsai Melinda Gates (CEPI), dan vaksin racikan tanah air, yaitu vaksin Merah-Putih.

"Nah kemudian beberapa juga sedang dalam pembahasan. Kita ketahui bahwa success rate dari clinical trial itu antara 30%-40%. Jadi memang tantangannya adalah keberanian kita untuk mengambil risiko. Kalau tidak negara-negara seperti China tentu akan mementingkan kepentingan sendiri," ujar Airlangga.


"AS misalnya sudah pesan 700 juta vaksin karena dia juga, mereka mementingkan kepentingan negaranya sendiri. Nah tentu kita harus mementingkan kepentingan masyarakat kita dengan keberanian untuk kerja sama untuk bisa memproduksi vaksin tersebut di Indonesia dan dalam waktu yang secepat-cepatnya," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Airlangga menargetkan ada perbaikan situasi di 8 provinsi yang menyumbang mayoritas kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Perbaikan yang dimaksud adalah penurunan zonasi sebanyak satu tingkat pada akhir tahun ini atau berbarengan dengan momentum pemilihan kepala daerah secara serentak pada 9 Desember 2020.

Sebagai catatan, 8 provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua.



"Pertama, kita masih dalam situasi Covid-19. Jadi kita tidak boleh rileks ataupun tidak menjaga perilaku masyarakat dan juga dalam pilkada nanti standar Covid-19 diberlakukan," ujar Airlangga.

"Kemudian yang kedua kita minta agar mereka yang ikut pilkada itu sebagai pionir daripada perubahan perilaku masyarakat dengan memberikan contoh. Bahkan kami juga mendorong agar peserta pilkada itu membuat kampanye menggunakan alat-alat untuk Covid-19 seperti hand sanitizer, masker, dan yang lain, agar masyarakat betul-betul merasa ini adalah suasana pilkada," lanjutnya.

Terkait dengan proyeksi, Airlangga bilang 215 negara di dunia, termasuk Indonesia, tidak bisa memproyeksi apa yang terjadi besok. Apalagi memproyeksi sampai tahun depan.

"Tetapi yang bisa dilakukan adalah kita menargetkan dalam pilkada besok daerah-daerah minimal sudah berubah dari 8 daerah itu satu grade turun. Kalau merah menjadi oranye, kalau oranye menjadi kuning, kuning menjadi hijau. Itulah yang menjadi hal yang sedang ditangani oleh Satgas Covid-19," kata Airlangga.


(miq/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi RI Aman & Sehat, Jokowi Kebut Penemuan Vaksin Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular