Deretan Vaksin Covid-19 Jatah RI, Dari Sinovac Hingga G42

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 August 2020 14:54
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Airlangga Hartarto (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengungkapkan sederet inisiatif pemerintah untuk pengadaan vaksin Covid-19.

Hal itu diungkapkan Airlangga saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 2020 via Youtube, Rabu (26/8/2020).

"Terkait dengan vaksin, ada beberapa inisiatif yang telah dilakukan oleh pemerintah," katanya.

Pertama, kerja sama dengan perusahaan asal China, yaitu Sinovac. Saat ini, menurut Airlangga, uji klinis fase III sedang berlangsung di Kota Bandung, Jawa Barat.

"Kita berharap bahwa sampai dengan akhir tahun kita bisa mempunyai akses terhadap 30 juta vaksin diproduksi di Bio Farma. Ini inisiatif yang paling depan," ujarnya.

Vaksin Covid-19. (Tangkapan layar ISEI Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia)Foto: Inisaitif vaksin Covid-19 oleh pemerintah (Tangkapan layar Youtube Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia)


Ketua Umum Partai Golongan Karya itu melanjutkan, pembicaraan antara Wuhan Institute Biological Products dengan PT Kimia Farma sedang berlangsung. Uji klinis fase III pun sedang berlangsung di Uni Emirat Arab.


"Kemarin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke sana dan ini kita akan mendapatkan akses untuk produksi dari G42 ini juga," kata Airlangga.

Kemudian yang terkait dengan AstraZeneca dan Moderna/National Institute of Allergy and Infectious Diseases), Ia mengatakan Indonesia akan memperoleh kuota melalui GAVI/CEPI. Ini adalah salah satu yang melibatkan Bill dan Melinda Gates Foundation.

"Di mana dalam inisiatif GAVI/CEPI ini selaku distributor dari berbagai inisiatif ini kita akan mendapatkan vaksin sebagai public goods dengan angka mungkin harga di bawah US$ 10, US$5 hingga US$10," ujar Airlangga.


Kemudian, lanjut dia, Indonesia juga bekerja sama dengan Genexine asal Korea Selatan. Dalam kerja sama ini, yang terlibat adalah perusahaan swasta, yaitu PT Kalbe Farma.

Terakhir, Indonesia juga mengembangkan vaksin secara mandiri, yaitu vaksin Merah-Putih. Platform vaksin ini adalah protein rekombinan dan diharapkan bisa diproduksi Juli 2021.

"Nah berbagai vaksin ini diharapkan bisa untuk memastikan bahwa Covid-19 ini bisa disetop atau dimitigasi. Namun kalau kita lihat dari time frame semuanya adalah yang paling optimis di Januari, kemudian yang skenario moderat itu baru di bulan Juni tahun depan. Artinya kita harus hidup beriringan dengan situasi seperti ini. Oleh karena itu, protokol Covid-19 menjadi sangat penting," kata Airlangga.


(miq/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular