
Sukses Bikin Vaksin Corona, Ilmuwan Rusia Dibajak AS & Eropa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala badan pengembangan vaksin Rusia Alexander Ginzburg mengklaim lembaga penelitian Barat (Amerika Serikat dan Uni Eropa) berusaha membajak ilmuwan Rusia agar bekerja untuk mereka membuat vaksin corona.
Namun begitu, Alexander Ginzburg mengklaim aksi memburu ilmuwan dari Rusia untuk bekerja di Eropa dan AS tidak berhasil. Gintsburg adalah kepala Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya yang mengembangkan vaksin corona Rusia yang telah mendapat persetujuan otoritas Rusia pekan lalu.
Alexander Ginzburg tidak memberikan bukti atas pernyataan tersebut, ia juga tidak menyebutkan institusi tertentu.
"Peneliti kami telah bekerja di Gamaleya Institute selama sepuluh tahun... Universitas Amerika atau Eropa mana pun hanya dapat bermimpi memiliki peneliti seperti itu. Dan mereka berusaha untuk memancing mereka pergi. Tapi tidak akan bisa," kata Alexander Ginzburg, seperti dihimpun dari CNBC International, Selasa (18/8/2020).
Rusia mendaftarkan vaksin corona pada 11 Agustus 2020 dan menjadikan negara pertama di dunia memiliki vaksin resmi lawan Covid-19. Nama vaksinnya adalah Sputnik V, yang juga merupakan nama satelit pertama Rusia ke Bulan pada 1957 dalam perlombaan antariksa Perang Dingin.
Namun, vaksin tersebut hanya melalui uji klinis Fase 1 dan 2 yang melibatkan sejumlah peserta. Rusia mengatakan uji coba Fase 3 pada kelompok orang yang lebih besar akan dimulai pada Agustus.
Pejabat kesehatan dari Eropa dan AS menanggapi pengumuman ini dengan skeptis dan rasa prihatin serta mempertanyakan kemanjuran dan keamanan vaksin karena tidak ada data tentang hasil uji klinis yang telah dipublikasikan.
Rusia menolak kritik itu. Seorang pejabat Rusia mengatakan kepada CNBC International bahwa "beberapa media AS dan orang-orang AS" melancarkan "perang informasi besar-besaran" melawan vaksin tersebut.
"Saya akan menyebutnya sebagai reaksi negatif alami perusahaan Barat terhadap kemunculan produksi Rusia yang tidak mereka duga. Jadi, saya pikir kita harus mengabaikan hal-hal negatif yang dituangkan pada kita ini, "katanya dalam wawancara televisi Rossiya-1.
(roy/miq) Next Article Top Putin! Vaksin Covid-19 Rusia Kelar Uji Coba Klinis