Internasional

Sputnik V Laris Manis, 20 Negara Siap Disuntik Vaksin Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 August 2020 13:32
In this handout photo taken on Thursday, Aug. 6, 2020, and provided by Russian Direct Investment Fund, an employee shows a new vaccine at the Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology in Moscow, Russia. Russia on Tuesday, Aug. 11 became the first country to approve a coronavirus vaccine for use in tens of thousands of its citizens despite international skepticism about injections that have not completed clinical trials and were studied in only dozens of people for less than two months. (Alexander Zemlianichenko Jr/ Russian Direct Investment Fund via AP)
Foto: Vaksin Covid-19 dari Rusia (AP/Alexander Zemlianichenko Jr)

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia mengklaim telah menerima permintaan dari 20 negara untuk memproduksi 1 miliar dosis vaksin virus corona buatannya, Sputnik V. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev.

"Kami telah menerima permintaan awal untuk pembelian lebih dari 1 miliar dosis vaksin dari 20 negara," kata Dmitriev dalam konferensi daring pada Selasa (11/8/2020), sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Rusia TASS.

"Kami siap untuk memastikan produksi lebih dari 500 juta dosis vaksin bersama mitra luar negeri kami di lima negara, dan kami berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi kami lebih lanjut."

Menurut Dmitriev, sudah ada beberapa negara Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia sudah menyatakan minatnya untuk membeli vaksin yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology tersebut. Beberapa kontrak bahkan telah diselesaikan.

Dmitriev mencatat bahwa RDIF telah setuju untuk mengadakan uji klinis tahap ketiga dari vaksin Sputnik V di luar negeri, bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan negara bagian lain.

"Uji klinis tahap ketiga dari vaksin Rusia juga akan dilakukan di luar negeri. Kami telah mencapai kesepakatan untuk mengadakan uji coba terkait vaksin ini dengan mitra kami dari UEA, Arab Saudi, dan sejumlah negara bagian lainnya," lanjutnya.

Dalam konferensi itu, Dmitriev juga mengatakan RDIF dan mitranya sedang mengerjakan program bantuan kemanusiaan untuk sejumlah negara berkembang, sehingga masyarakat di sana memiliki akses yang sama terhadap vaksin virus corona.

"Seperti yang kami pahami bahwa vaksinasi penduduk terhadap infeksi virus corona adalah masalah paling akut terutama untuk negara-negara termiskin... Kami percaya bahwa masyarakat di seluruh dunia harus memiliki kesetaraan. akses ke vaksin, terlepas dari situasi keuangan, agama, tempat tinggal, atau faktor lainnya," katanya.

Pada 11 Agustus, Kementerian Kesehatan Rusia mendaftarkan vaksin virus corona pertama di dunia. Vaksin ini dikembangkan oleh Gamaleya Federal Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund yang diberi nama Sputnik V.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, nama Sputnik V mengacu pada satelit Soviet tahun 1950-an, atau satelit pertama di dunia. Nama ini juga menjadi pertanda jika Rusia berhasil menjadi negara pertama yang melaporkan pembuatan vaksin.

Meskipun muncul rasa skeptis atas keefektifan vaksin buatan Rusia, Putin mengatakan kepada para pejabat pada pertemuan yang disiarkan televisi bahwa vaksin "membentuk kekebalan yang kuat" dan bahwa vaksin tersebut telah diberikan kepada putrinya yang sudah dewasa.

Kementerian kesehatan Rusia mengatakan vaksin tersebut muncul setelah hanya dua bulan uji coba. Meskipun uji klinis belum selesai, pengujian tahap akhir yang melibatkan lebih dari 2.000 orang baru akan dimulai pada Rabu (12/8/2020).

Jika pengujian tahap akhir berhasil, Rusia berencana untuk mulai memberikan dosis kepada pekerja garis depan pada akhir Agustus nanti.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keamanan Vaksin Corona Putin Diragukan, Why?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular