Kemenkes Sentil Hadi Pranoto yang Klaim Temukan Obat Corona

Redaksi, CNBC Indonesia
03 August 2020 19:25
Infografis/Mengenal  2 Kandidat Terkuat Vaksin Covid-19 Menurut WHO/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Mengenal 2 Kandidat Terkuat Vaksin Covid-19 Menurut WHO/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut berkomentar atas klaim Hadi Pranoto yang menyebut telah menemukan obat corona dalam sebuah sesi wawancara di kanal YouTube milik Anji.

Menurut PLt Kabadan Litbangkes dr. Slamet MHP, banyak lembaga internasional dan nasional sedang bekerja keras untuk mendapatkan obat ataupun vaksin Covid 19. Sebagian candidat vaksin juga sudah memasuki tahap uji klinik tahap akhir

"Namun hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin yang spesifik bisa menanggulangi COVID-19," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/8/2020).

Slamet menjelaskan dalam proses produksi obat harus diawali dengan upaya penemuan bahan/zat/senyawa potensial obat melalui berbagai proses penelitian. Kemudian, 
bahan/zat/senyawa potensial obat tersebut harus melewati berbagai proses pengujian diantaranya adalah uji aktifitas zat; uji toxisitas in vitro dan in vivo pada tahap pra klinik; serta Uji Klinik untuk fase I, fase II dan fase III.

Selanjutnya, proses izin edar dan iproduksi melalui cara pembuatan obat yang baik (GMP) dan dilakukan kontrol pada proses pemasaran.

"Indonesia sendiri tergabung dalam riset Solidarity Trial WHO. Yaitu pengujian klinik terhadap 4 alternatif terapi yang sudah dilakukan selama ini, yaitu remdesivir, gabungan lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon (ß1b), dan chloroquine." terangnya.

Riset ini dilaksanakan untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid terhadap efektifitas dan keamanan terbaik terhadap pasien Covid-19 dan didesain secara khusus untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan bukti yang kuat terhadap 4 alternatif terapi tersebut tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip Cara Uji Klinis yang Baik/Good Clinical Practice (CUKB/GCP).

"Seluruh pasien COVID-19 dirawat dengan terapi dan obat yang sifatnya suportif yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh seseorang sehingga bisa melawan virus corona," katanya.

Terkait perkembangan pembuatan vaksin COVID-19 yang diproduksi Sinovac dari Tiongkok saat ini akan dilakukan uji klinik fase 3 di site penelitian Fakulatas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD). Sesuai dengan standar internasional juga peraturan Badan POM untuk registrasi obat/vaksin, maka protokol penelitian ini harus mendapatkan persetujuan etik dari site penelitian yang akan dituju, dalam hal ini UNPAD.

Saat ini sedang dilakukan telaah protokol penelitian fase 3 vaksin tersebut. Apabila data-data yang mendasari dilakukan uji klinik fase 3 dapat diterima secara scientific, resiko terhadap subyek dapat diminimalisir dan manfaat diperkirakan dapat diperoleh, maka UNPAD akan menerbitkan Persetujuan Etik dan wajib melakukan monitoring pelaksanaan penelitian.

"Jika data yang dihasilkan secara statistik (efikasi) menunjukkan keberhasilan yg signifikan, baru dapat didaftarkan ke BPOM," terang Slamet.

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya akan informasi yang diragukan kebenarannya. Lakukan saring sebelum sharing, bersikap kritis dan cari informasi dari sumber yang terpercaya.

"Kepada seluruh pihak, khususnya tokoh publik, kami harap dapat memberikan pencerahan tentang COVID-19 kepada masyarakat dan bukan sebaliknya menimbulkan pro-kontra," jelas dr. Slamet.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular